Jakarta, KompasOtomotif – Bendung pekerja dari negara asing, salah satu upaya yang dilakukan dengan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia, khususnya para teknisi. Hal itu kemudian dibarengi dengan keluarnya sertifikasi profesi, sebagai bukti konkret kemampuan si mekanik atau teknisi.
Lebih dari itu, melalui kompetensi dan sertifikasi yang sudah berstandar tinggi ini, membuat mereka juga bisa bekerja di luar negeri, terutama di negara ASEAN. Pasalnya saat tahun ini masyarakat ekonomi ASEAN sudah berlaku, dan Indonesia harus mengambil keuntungan dari situ.
“Sudah semestinya teknisi memiliki sertifikasi profesi, seperti layaknya di Jepang. AHM saat ini sedang mengupayakan untuk menjadi LSP (lembaga Sertifiasi Profesi), dengan membawa nama industri dan merek, yang tercantum dalam lembaran sertifikatnya,” tutur Handy Hariko Senior Manager Training Department Technical Service Division AHM, Kamis (25/8/2016).
Nantinya, melalui kerjasama yang dilakukan AHM dengan 527 SMK (tahun ini diharap mencapai 600 lebih), bisa menjadi lokasi sertifikasi teknisi di seluruh Indonesia. Namun sampai saat ini, negosiasi masih mentok di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
“Nantinya SMK yang dirujuk AHM itu bisa mengeluarkan sertifikasi, bukan hanya bagi murid di SMK tersebut, tetapi seluruh siswa yang ada di Indonesia. Guru, peralatan dan laboratoriumnya dan sekolah binaan AHM telah kami sertifikasi,” ujar Handy.
“Kami juga juga sedang mengupayakan bersama Politeknik Manufaktur Astra, kalau nantinya sertifikat yang dikeluarkan AHM, bisa tembus ASEAN. Artinya, dengan berbekal sertifikat ini, teknisi Indonesia bisa diakui dan bekerja di negara tetangga,” ujar Handy optimistis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.