Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkenalkan, “The Iron Lady” Widyawati dari Toyota Indonesia

Kompas.com - 22/04/2016, 21:29 WIB

Dalam hidup, setiap manusia selalu mendapat ujian terberat dalam perjalanannya, tak terkecuali Widyawati. Berita buruk ini datang ketika wanita bertubuh mungil ini merasakan ada perubahan pada tubuhnya. Pada 2014, vonis dokter kemudian memastikan kalau Widyawati mengidap kanker payudara dengan status stadium 2-B.

“Ketika tervonis, aku kaget. Tetapi tidak sampai menangis. Memang di keluarga ada riwayat, jadi penyakit ini ada karena faktor keturunan. Salah satu yang sempat bikin shock itu, adalah dokter di sini (Indonesia). Stigma kalau kanker itu tidak bisa disembuhkan membuat suasana sakit ini jadi negatif, makannya aku pindah ke Singapura,” ucap Widyawati.

Salah satu faktor utama bagi seorang pasien kanker untuk bisa bertahan dan sembuh adalah suasana hati yang positif. Dengan alasan ini juga, ketika Widyawati yang kala itu sudah menjabat sebagai General Manager, melapor kepada atasannya dan mendapatkan kesenjangan untuk waktu penyembuhan.

“Tetapi, apa yang aku minta kepada atasanku waktu itu, bukan cuti atau libur, tetapi tambahan pekerjaan. Supaya tidak kepikiran terus dan terstimulus untuk tetap positif lewat pekerjaan,” ucap Widyawati.

Sebagai tahap awal, Widyawati kemudian memilih pengobatan herbal dan berhasil mendapatkan kalau sel kanker yang ada pada tubuhnya berhenti tumbuh. Tetapi, untuk menghilangkan sel kanker dari tubuh manusia, butuh pengobatan medis.

Guna menghindari budaya negatif soal kanker yang sudah dialami Widyawati selama berobat di Indonesia. Serta, dengan dukungan perusahaan, maka proses penyembuhan lanjutan dilakukan di Singapura. Negara ini dipilih karena para dokter sangat menjaga suasana hati pasiennya, terutama penyakin kanker.

“Mereka bisa membuat kita tenang. Buktinya, dalam 12 fase tahapan kemo (chemotherapy) di awal, dokter sengaja tidak mengatakan kalau itu merupakan bagian yang berat. Karena aku anggap biasa-biasa saja, aku menjalaninya biasa saja. Bahkan sempat sempat ikut konferensi segala di Bangkok. Memang sempat ada mual-mual sedikit, tetapi masih bisa diatasi,” ucap Widyawati.

Widyawati juga sengaja selalu sendiri ketika harus melakukan perawatan di Singapura, tanpa ditemani siapapun, anak atau keluarga. Semua ini dilakukan supaya tidak mendapatkan kesan istimewa, penyakit ini berbahaya, atau semacamnya. Lewat perilaku ini, suasana positif dalam hati bisa tetap terjaga dan proses penyembuhan masih dilaluinya.

Terbukti, sel kanker yang ada dalam tubuhnya kini sudah berhasil diangkat dan tidak tersisa lagi. Kini, Widyawati tinggal menjalani beberapa kali proses penyembuhan lanjutan, sampai akhirnya bisa mendapat status sembuh total dari salah satu penyakit yang mematikan itu.

“Juni nanti menjadi perawatan terakhir saya di Singapura, mudah-mudahan berjalan lancar. Sebenarnya kekuatan utama aku bisa bertahan selama ini adalah anakku. Aku pingin mendampingi dia selama mungkin, untuk melakukan itu aku musti sembuh dan harus,” kata Widyawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau