Bangkok, KompasOtomotif – Indonesia tampaknya harus atur strategi lagi bila ingin melewati Thailand sebagai basis produksi terbesar di Asia Tenggara. Bangkok Post, Senin (7/3/2016), melaporkan, empat manufaktur terbesar di dalam negeri telah bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha untuk memantapkan status Thailand sebagai negara produsen terbesar setelah Jepang.
Pertemuan ini dihadiri President of Toyota Motor (Thailand) Kyoichi Tanada, President of Isuzu Motors Thailand Takashi Kikuchi, President of Nissan Motor Thailand Kazutaka Nambu, dan President of Asian Honda Noriaki Abe.
Juru bicara pemerintahan Werachon Sukondhapatipak menjelaskan, Perdana Menteri ingin keempatnya mempertahankan fasilitas produksi sebab pemerintah tengah melakukan usaha terbaik memfasilitasi investasi asing.
Prayut mengatakan pada keempatnya, kalau otomotif merupakan salah satu dari 10 industri yang dipertimbangkan pemerintah sebagai “mesin pertumbuhan”. Ia ingin Thailand memproduksi teknologi tinggi sekaligus menerima transfer pengetahuan.
Toyota sudah mulai memproduksi kendaraan Hibrida di Thailand. Sementara Nissan bakal membuat mobil listrik untuk ekspor, Honda menjadikan Thailand sebagai pusat riset dan pengembangan, sedangkan Isuzu akan mencetak pikap ramah lingkungan dan model hibrida-biodiesel.
Dalam pertemuan itu para perwakilan merek Jepang itu juga mengungkap punya kendala, seperti sarana transportasi dari kawasan industri ke pelabuhan, spesifikasi truk pengangkut, dan kondisi bila pemerintah membeli pikap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.