Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Otomotif Thailand Masih Suram pada 2016

Kompas.com - 06/01/2016, 16:21 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Bangkok, KompasOtomotif – Thailand sedang berusaha memicu manufaktur otomotif memproduksi produk-produk yang lebih ramah lingkungan. Pasalnya pemerintah setempat sudah mengeluarkan regulasi baru terkait pajak baru berdasarkan level emisi kendaraan bermotor.

Ancaman berupa  pajak lebih besar menghantui dan regulasi ini sudah resmi bergulir sejak 5 Januari 2016. Beban ini otomatis membuat banderol ritel jauh lebih mahal. Sementara kondisi perekonomian yang masih belum stabil, membuat minat membeli konsumen berkurang.

Sebelumnya pajak mobil dihitung berdasarkan kapasitas mesin, tapi kini juga dinilai dari hasil karbon dioksida (CO2). Kemampuan mesin kendaraan mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) E85 (kandungan ethanol sampai 85 persen) dan efisiensi bahan bakar. 

Aturan baru ini tidak berlaku buat mobil-mobil eco car dan hibrida, malah mobil kategori eco car dengan kadar CO2 di bawah 100 g per km pajaknya dikurangi dari 17 persen menjadi 12-14 persen.

Kenaikan harga

Kenaikan pajak beragam buat segmen mobil penumpang. Para penjual merayakan tahun baru dengan meninggikan banderol retail, estimasi kenaikan harga berkisar 60.000 baht – 500.000 baht (Rp 2,3 juta – Rp 192 juta) per unit.

“Meskipun harga retail mobil naik tahun ini karena pajak baru, kami dapat melihatnya sebagai keuntungan buat industri dalam jangka panjang,” ujar Ong-arj Pongkijworasin, Chairman Federation of Thai Industries (FTI).

Tujuan lain aturan baru ini untuk menyelaraskan standar spesifikasi mobil buatan Thailand mengikuti kebutuhan global dengan aturan emisi bahan bakar lebih ketat. Mengerti peluang pada pasar global membuat Thailand tetap kompetitif menjadi produsen mobil besar asal Asia Tenggara.

Penjualan turun

Kendati pandangannya besar, Thailand harus bisa menerima dengan dampak negatif yang terjadi selama proses peralihan produksi. Pasalnya pasar domestik pada 2016 diasumsikan bakal jeblok

Juru bicara dari FTI, Surapong Paisitpatanapong, mengatakan, prediksinya penjualan mobil di dalam negeri di antara 750.000 – 780.000 unit, tidak jauh beda dari pencapaian pada 2015 sebesar 750.000 unit.

“Harga retail tinggi memengaruhi psikologi pembeli mobil potensial,” kata Surapong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com