Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Success Story Vice Managing Director Suzuki Indomobil Sales Davy J Tuilan

Pecinta Matematika yang Banting Setir

Kompas.com - 02/02/2016, 14:02 WIB

Lulus SMA pada 1986, Davy langsung diterima di Institut Teknologi Sepuluh Nopember  (ITS) jurusan Teknik Kimia sesuai keinginannya. Guna meloloskan ambisinya, berbagai pengujian dan tes dilaluinya. Sampai akhirnya, Davy harus bertemu dengan "tembok besar" yang tidak bisa ditembus dalam hidupnya, untuk pertama kali.

"Jadi saya dites fisik, ternyata saya baru tahu kalau saya itu buta warna parsial. Celakanya, seluruh mahasiswa Teknik Kimia itu tidak boleh buta warna, akhirnya saya gagal masuk pada pendidikan yang yang benar-benar inginkan. Saya down banget pada waktu itu," kata Davy.

Sudah patah arang, Davy lantas menanyakan rekan-rekan sesama SMA dalam memilih jurusan kuliah di ITS. Akhirnya, pilihan jatuh pada Teknik Elektro, yang dianggapnya paling cepat lulus. "Waktu pembagian bidang studi, saya pilihnya Power, sembilan semester pas, saya lulus. Kuliah saya jalani begitu saja tanpa ambisi besar. Masuk 1987, kemudian lulus 1992," ucap Davy.

Bastian

Banting Setir

Semenjak semester dua di bangku kuliah, Davy tak meninggalkan kegemarannya pada mata pelajaran matematika semasa kuliah. Sambil mengisi kesibukan, ia kerap mengajar bimbel anak-anak sekolah di beberapa kota besar di Jawa Timur.

"Saya itu dulu ngajar keliling, bukan cuma di Surabaya, tapi ke Banyuwangi, Malang, Probolinggo, khusus ngajar matematika. Ke mana-mana naik bus malam dulu, bayarannya kecil Rp 25.000 per dua jam," cerita Davy menggelitik.

Lulus sebagai Sarjana Teknik Elektro, Davy mulai mengirimkan lamarannya ke beberapa perusahaan. Sampai akhirnya, mendapat panggilan dari pabrik penyamakan kulit di Sidoarjo. Kala itu, tepatnya 1993 Davy mendapat tawaran gaji Rp 225.000 per bulan, tapi belum puas dengan kompensasi yang ada.

"Saya kemudian tanya-tanya ke senior, kalau mau dapat gaji lebih besar gimana. Mereka menyuruh saya pergi ke Jakarta. Orang tua juga menanyakan, masa mau jadi guru bimbel terus, hasilnya kan tidak seberapa. Akhirnya, saya memutuskan untuk berkelana ke Ibu Kota," ucap Davy.

Pertengahan 1993 akhirnya, Davy melancong ke Jakarta, menumpang tinggal dengan kerabat di daerah Cibinong, Bogor. Di tempat ini, ia mulai melayangkan lamaran ke berbagai tempat, salah satunya Astra International.

Sampai akhirnya, keterima kerja sebagai Project Engineer di salah satu perusahaan bergerak di bidang pemasangan genset. Sejak November 1993, Davy menggeluti pekerjaan ini, sesuai dengan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

Sampai akhirnya, Davy mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan selama ia bekerja sebagai pemasang genset. Pernah suatu waktu, setelah selesai memasang genset di Plaza Senayan, Davy pulang ke kos-kosan untuk istirahat. Kala itu sudah pukul 02.00 WIB dini hari.

"Baru sampai di kos, ada pager masuk, bunyinya, 'Dav, loe harus pasang genset di Lippo Karawaci dan ready on jam 6 pagi, atau deal batal'. Dengan mengumpat, akhirnya berangkat ke lokasi dan berhasil hidup pukul 09.00 WIB. Nggak masalah, cuma ancaman saja itu," kenang Davy.

Suzuki Indomobil Sales Suzuki Indomobil Sales meluncurkan program "Suzuki Peduli Mudik 2015" di Jakarta, Senin (6/7/2015).

Dari pengalaman ini, Davy kemudian berfikir. Dia dengan latar belakang pendidikan S1, sarjana Teknik Elektro dan menjabat sebagai Project Officer bisa disuruh-suruh oleh pramuniaga yang belum jelas latar belakang pendidikannya apa.

"Dari sini, pada saat itu juga saya mutuskan untuk masuk ke sales. Bagian yang bisa punya perintah. Gue saja diatur oleh orang sales," kata Davy.

Gayung bersambut, lamaran Davy di Astra International mendapat sambutan. Setelah mengikuti serangkaian tes, di Astra Recruitment Centre di Sunter, Jakarta Utara, Davy dihadapkan pada dua pilihan bidang pekerjaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com