Fredric Fabre, Chief Executive Officer PS mengatakan, total produksi perusahaan di seluruh dunia sepanjang 2014 hanya, 65.000 unit. Dari jumlah itu, 80 persen di antaranya dipasarkan ke Eropa. Sisa 20 persen, disumbang dari pemasaran di Afrika Utara dan Korea Selatan.
"Sekarang kami masuk di Indonesia dan melihat potensi pasar 8 juta unit per tahun luar biasa strategis. Di Eropa pangsa pasar kita 10 persen dan kami baru masuk ke sini jangan bermimpi 10 persen. Tapi, harapannya misal 1 persen saja, artinya 80.000 unit, ini tugas Anda," kata Fabre sambil menunjuk ke direksi Grup Garansindo, si sela konferensi pers, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015) malam.
Meski hanya 1 persen, tapi bisa dibandingkan jumlah 80.000 unit ini sudah melebihi total produksi PS dalam satu tahun produksi. Fabre menyadari Indonesia sebagai negara strategis untuk dibidik.
Nilai Tukar
Bermain di segmen premium, pihak PS juga tidak berharap muluk-muluk. Apalagi sebagai merek pendatang baru di Indonesia, PS harus menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini sudah menyentuh level Rp 14.700. Meski tekanan terus berdatangan, Fabre mengaku tetap optimis.
"Saya percana produk ini punya aspek komplemen, elemen pertama, produk ini mahal karena menyasar pada segmen premium. Segmen ini lebih tahan terhadap fluktuasi, memang ada evolusi nilai mata uang, tapi tidak akan besar pengaruhnya," kata Fabre.
Saat ini, PS punya dua basis produksi di dunia, Perancis dan China. Kedua pabrik ini memasok seluruh kebutuhan pasar global, termasuk Indonesia.
"Metropolis dan Citystar diproduksi di Perancis, sedangkan Django di China. Meski di China, soal kualitas bukan kompromi, sudah banyak merek-merek premium punya pabrik di sana (China) demi strategi bisnis," kata Fabre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.