Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rincian Renovasi Sirkuit Sentul buat Gelar MotoGP

Kompas.com - 07/09/2015, 07:39 WIB
Aditya Maulana

Penulis


Sentul, KompasOtomotif
– Awal 2016 mendatang, Sirkuit Sentul, yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai direnovasi untuk menggelar balapan MotoGP pada 2017. Tak tanggung-tanggung, untuk mengubahnya, pihak Sentul mendatangkan arsitek dan konsultan dunia yang ahli merancang sirkuit khusus MotoGP dan Formula One (F1).

Menurut Direktur Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto, untuk bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan balapan MotoGP, Sirkuit Sentul harus banyak yang dirombak agar bisa masuk ke grade A yang diwajibkan oleh organisasi penyelenggara balapan MotoGP, Dorna.

Setelah berkomunikasi berulang kali dengan sejumlah pihak terkait, maka sudah diputuskan bahwa perombakan Sirkuit Sentul akan memakan waktu satu tahun, karena banyak yang harus direnvasi. Tinton mengatakan, trek, paddock dan ruangan pendukung harus dibangun ulang.

“Trek lurus tidak dirombak, tapi aspal, dan paddock dirombak. Bahkan paddock harus mundur delapan meter dari tempat sekarang ini berdiri,” tutur Tinton menjawab pertanyaan KompasOtomotif terkait Indonesia menjadi tuan rumah balapan MotoGP 2017 di sela-sela Lamborghini Blancpain Super Trofeo yang berlangsung di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/9/2015).

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Juara dunia MotoGP, Marc Marquez memacu Honda RCV di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/10/2014). Marc Marquez dan rekan satu timnya Dani Pedrosa datang ke Jakarta untuk bertemu penggemarnya.

Untuk membuat Sirkuit Sentul yang saat ini memiliki panjang 4,12 km dan tikungan sebanyak 11 kali ini, Tinton melanjutkan, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Hasil pertemuan dengan beberapa pihak telah dikalkulasi, biayanya mencapai Rp 200 miliar dan untuk proses penandatanganan kontrak membayar 7 juta euro.

“Dananya dari dukungan pemerintah dan para investor lainnya. Kita saat ini tinggal menghadap ke presiden (Jokowi) agar segera diterbitkan keputusannya. Jangan anggap ini adalah pemborosan dana, tapi bayangkan saja dalam satu tahun uang yang dikucurkan sudah bisa kembali dan tahun-tahun selanjutnya tinggal menikmati hasilnya,” beber Tinton dengan semangat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau