Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Esemka, Garansindo Tunggu Tanggapan Pemerintah

Kompas.com - 27/02/2015, 11:20 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif– Kabar akan munculnya mobil nasional hasil kerja sama Indonesia dengan Malaysia seakan mengusik nasionalisme. Berbagai respons masih terus bermunculan, salah satunya dari pebisnis otomotif nasional, Garansindo Inter Global (GIG).

Pemegang merek Fiat-Chrysler di Indonesia ini menyatakan sanggup bila diperbolehkan pemerintah berinvestasi untuk pengembangan salah satu produk mobil karya bangsa, Esemka. Pernyataan ini tidak main–main, CEO GIG, Muhammad Al Abdullah bahkan menyanggupi bila jumlahnya sampai Rp 100 miliar.

“Teknologi Esemka sudah lumayan oke. Kalau Garansindo kan punya jam terbang tinggi di mobil premium, jaringan oke, purna jual juga baik. Kalau dikombinasikan bisa jadi benar-benar jalan sambil didukung sama pemerintah,” ujar pria yang akrab disapa Memet ini.

Memet setuju tentang peralihan proyek mobnas menjadi kendaraan rakyat untuk pedesaan atau perkebunan, seperti diungkapkan Menteri Perindustrian Saleh Husin. Selepas rapat terbatas Presiden Joko Widodo dengan menteri terkait, dan perwakilan Esemka, Rabu (25/2/2015). Saleh mengatakan pemerintah tidak lagi menggarap mobnas melainkan truk dan pikap untuk sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan.

Ga usah lah bikin mobil yang mewah–mewah, cukup Esemka untuk marketshare tertentu baik di pedesaan, dalam kota, atau apapun. Saya tertarik tentang pernyataan Esemka butuh partner investasi. Partner itu kan bukan hanya sekadar uang, partner itu yang strategic sifatnya,” papar Memet.

Garansindo, lanjut Memet, punya pengalaman kuat di distribusi, marketing, dan wawasan teknologi. Hal ini dirasa penting sebab secanggih apapun teknologi lokal tetap percuma kalau tidak bisa jualan.

Reaksi GIG seperti “menangkap bola”, sekarang bola itu seakan memantul kembali ke pemerintah. Dalam jangka waktu dekat pendekatan ke pihak terkait akan dilakukan, sekarang GIG mengatakan menunggu respons pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau