Industri otomotif di Amerika Serikat sepanjang 2014 berhasil mencatatkan hasil terbaik setelah resesi. Tapi, pergerakan industri tahun ini masih belum jelas, mengerucut pada lima pertanyaan besar yang belum bisa terjawab, sehingga bisa mengetahui kondisi apa yang akan dihadapi tahun ini.
Pertama, sebenarnya apa yang akan terjadi pada harga bensin (BBM) di pasar? Memang saat ini harga minyak mentah dunia lagi anjlok ke level terendah (mencapai 50 dollar AS per barrel), tapi sampai kapan kondisi ini akan bertahan. Di AS, misalnya, jika harga tetap bertahan sama sampai akhir tahun, seluruh pengguna kendaraan bermotor bisa berhemat hingga 75 miliar dollar AS (Rp 945,7 triliun)
Kedua, masih terkait dengan pertanyaan pertama. Apakah penjualan kendaraan di segmen pikap dan SUV mampu bertahan kuat? Pertanyaan ini tidak hanya berlaku bagi konsumen di AS tetapi secara global. Harga bensin yang murah membuat konsumen lebih tertarik membeli mobil-mobil besar seperti pikap dan SUV, tapi ketika naik, mobil kompak berpotensi naik lagi.
Ketiga, apa yang terjadi pada mobil listrik? Pelopor produsen mobil listrik di AS, Tesla Motors cukup berhasil menunjukan pada dunia kalau teknologi ini bisa diterima oleh konsumen. Bingkai mobil premium, sport, dan bertenaga besar yang dicirikan Tesla berhasil membuat sejumlah mata dunia tertuju padanya. Para selebriti Hollywood juga ikut ambil bagian mempromosikan mobil listrik buatan AS ini karena banyak yang membelinya sebagai gaya hidup hijau.
Keempat, apakah kasus recall akan berakhir? Sepanjang 2014, New York Times mencatat ada lebih dari 60 juta unit mobil yang terkena kampanye perbaikan massal (recall). Jumlah ini dua kali lipat dari kondisi 2004, ekuivalen jika dibandingkan jumlah kendaraan dan populasi di AS saat ini mencapai 5:1.
Kelima, apa yang akan terjadi di Rusia? Tiga tahun lalu, Rusia didengungkan sebagai salah satu pasar paling potensial di dunia otomotif global. Sekarang, merek-merek global bergelimpangan di negeri adidaya tersebut. Konflik politik internal, krisis keuangan, sampai perang saudara dengan Ukraina masih berlanjut di negara pecahan Uni Sovyet ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.