Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Keunikan Sistem Gerak Toyota Fortuner

Kompas.com - 23/12/2014, 08:00 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sistem penggerak All-Wheel Drive marak digunakan mobil-mobil mewah saat ini, terutama untuk SUV menengah-atas. Dipadukan dengan komputer canggih, sistem mampu mendistribusikan tenaga ke semua roda sesuai beban atau kondisi jalan yang dilalui.

Fungsinya pun meningkat. Tak hanya berguna untuk medan berat, tetapi juga fungsional sebagai pendukung fitur keselamatan. Sistem penggerak tersebut dengan cerdas membaca kondisi daya cengkram ban, lalu menambah distribusi tenaga pada ban lain yang tak ”terjebak”.

Sistem ini berguna untuk kondisi jalan licin karena air atau kerikil. Semakin solid fungsinya jika melintasi medan bebatuan atau kondisi jalan off-road. Kontrol ban juga menjadi lebih baik, terutama saat berakselerasi atau juga berbelok. Dengan begitu, kestabilan dan respon kendaraan meningkat, serta risiko selip bisa dikurangi.

Misalnya, saat roda kanan depan dan belakang pada tempat basah, otomatis komputer memberikan traksi dan porsi tenaga yang lebih besar untuk roda depan dan belakang sebelah kanan. Contoh lain, mobil dalam kondisi menikung ke kiri, otomatis roda kanan belakang akan mendapatkan tenaga lebih besar.

Salah satu yang menggunakan teknologi ini adalah Toyota Fortuner 4X4 dengan Full Time All-Wheel Drive. Jika tuas diaktifkan ke posisi ”H”, semua roda bergerak dengan distribusi 40:60 pada roda depan dan belakang.

Limited Slip Differential (LSD) dengan sensor torsi membuat sistem mampu mendeteksi kondisi ban. Jika salah satu as roda terjebak lubang atau lumpur, tenaga dipindahkan ke as roda lainnya untuk membantu keluar dari ancaman.

TAM Toyota Fortuner G diesel 2.5 VNT dengan penggerak empat roda.

Kelebihan lain
Menariknya, tak seperti AWD pada umumnya, di sistem penggerak Fortuner terdapat pilihan layaknya mobil 4X4 profesional dengan low-range gear. Tuas pemindah sistem gerak di posisi ”HL, mobil bisa digunakan di medan cukup berat. Diferensial tengah dikunci, lalu tenaga dibagi rata antara as roda depan dan belakang. Sementara LSD tidak difungsikan. Daerah perkebunan atau jalanan perbukitan dengan batu dan lumpur adalah ”makanannya”.

Lalu ada tuas dengan posisi ”LL” dipakai untuk off-road berat. Dalam kondisi ini, diferensial tengah tetap dikunci, lalu, perbandingan gigi yang keluar dari transfer case diperbesar. Alhasil, torsi melonjak dan mobil bisa merayap dalam kecepatan rendah. Distribusi tenaga sama besar antara kedua poros membuatnya tidak pernah kehilangan traksi saat merayap naik.

Menariknya, jika digunakan dalam kondisi normal, kendaraan juga bisa bergerak hanya dengan dua roda (2WD) jika posisi tuas dipindah ke N. Artinya, sistem ini menyalurkan tenaga ke seluruh roda bila diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau