Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercedes-Benz Indonesia Antusias Sambut Regulasi Impor Baru

Kompas.com - 06/12/2014, 16:35 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Solo, KompasOtomotif - Upaya pemerintah menjaring investasi baru produsen otomotif dengan membuka keran impor lewat metode incompletely knocked down (IKD) disambut antusias oleh Mercedes-Benz Indonesia (MBI). Ketentuan bersyarat yang berlaku buat model sedan dan sistem penggerak empar roda (4X4) dianggap menguntungkan, karena selaras dengan pasar terbesar MBI.

"IKD memang tidak mudah, agak sedikit rumit bila kita masuk lebih detail. Tapi, buat kami ini adalah poin bagus dan akan disesuaikan dengan regulasi baru. Kami akan menggunakannya, karena saya pikir tidak ada cara lain," kata Presiden Direktur dan CEO MBI Claus Weidner kepada KompasOtomotif di Solo, Sabtu (6/12/2014).

Pabrik perakitan completely knocked down (CKD) MBI di Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, setidaknya sudah bisa merakit 14 model, yang terdiri dari C-Class, E-Class, S-Class, ML-Class, dan GL-Class. Semuanya merupakan model favorit konsumen sekaligus mewakili varian terlaris Mercedes-Benz di Indonesia.

Dari data Gaikindo, sepanjang Januari-Oktober 2014 MBI telah menjual 1.776 unit sedan. Bila diurai, C-Class terjual 973 unit, E-Class 631 unit, dan S-Class 172 unit. Sedangkan untuk model 4X4 MBI sudah menjual 410 unit. Total penjualan MBI selama 10 bulan 2014 mencapai 2.824 unit.

“Kami sudah melakukan perakitan lokal, tinggal mengganti sistem lama menjadi sistem baru. Hal ini sudah diperkirakan sebelumnya, dan kami sudah melakukan investasi untuk mempersiapkannya. Saya rasa kami siap,” tegas Weidner.

Model
Kendati demikian, Weidner enggan membeberkan model mana yang paling mungkin untuk "di-IKD-kan". Dia berujar ingin memandang secara luas semua kemungkinan, namun pandangan utamanya harus mendukung perkembangan bisnis MBI.

"Kami melihatnya secara keseluruhan pada portfolio kami. Satu per satu dinilai menurut regulasi yang bisa saja berbeda per model atau spesifikasi. Jadi kami akan lihat model mana yang baik untuk kami dalam pandangan ekonomi. Saya belum tahu kapan regulasi baru ini bakal diterapkan. Pada dasarnya kami sudah mempersiapkan hal ini,” tuntas Weidner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau