Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Alasan Konsumen Memilih SUV

Kompas.com - 28/10/2014, 08:20 WIB
Jakarta, KompasOtomotif - Segmen pasar di Indonesia memang masih dikuasai oleh MPV yang diprediksi bakal terjual 400.000 unit pada 2014. Namun ada beberapa pasar yang cukup berkembang di Indonesia. Selain mobil murah (LCGC), tren SUV juga ikut "merangkak" naik. Beberapa produsen mulai menghadirkan model tersebut baik dengan konsep real SUV maupun yang berukuran lebih mini yang kerap disebut crossover.

Lantas alasan apa saja yang membuat pasar akhirnya tertarik memilih mobil dengan karakter SUV. Berikut beberapa pandangan dari para konsumen yang akhirnya menjatuhkan pilihan pada SUV.

Donny Apriliananda/KompasOtomotif Toyota Fortuner G VNT 4x4 dilepas dengan harga Rp 480 juta
Kemampuan
Kondisi jalan rusak dan juga banjir yang kerap menghantui baik di luar kota maupun Ibu Kota menjadi salah satu alasan. Jarak body ke tanah yang cukup tinggi jadi pertimbangan penting. Pengguna tak lagi was-was jika terpaksa menemui rintangan.

"Salah satu kriteria penting yang membuat saya memilih SUV adalah daya jelajah di segala medan. Lalu bisa menjadi mobil keluarga yang memenuhi syarat, termasuk lapang di setiap baris kursinya. Dan terakhir, irit bahan bakar, murah suku cadang, dan berharga tinggi jika dijual kembali," ujar Ary Yunanto Setiabudi, Division Head salah satu bank swasta nasional.

TAM Komposisi tempat duduk fleksibel, luas, dan nyaman.
7 penumpang
SUV dengan kapasitas 7-penumpang kini menjadi salah satu sasaran tren mobil idaman setelah MPV, dengan alasan daya angkut penumpang yang sama. Plus kemampuan dan strata yang berbeda. Tak sekadar daya tampung, SUV masa kini juga dituntut memberikan kabin yang nyaman serta lapang.

Menurut Ary, antara nyaman dan luas itu satu paket yang tak bisa dipisahkan. "Bukan hanya bisa dirasakan penumpang di baris tengah, yang di baris ketiga juga harus tetap merasakan kenyamanan," ungkap pria yang menggunakan Toyota Fortuner untuk menemani aktivitas sehari-hari.

Mesin
Body yang besar dengan bobot yang relatif berat harus diikuti dengan penggunaan mesin yang sesuai dan mumpuni. Namun terkadang mesin besar yang dipakai kerap menggunakan bahan bakar yang cenderung boros. Namun para produsen saat ini sudah memiliki solusi dengan menggunakan mesin diesel canggh. Mesin berkapasitas tidak terlalu besar namun memiliki tenaga mumpuni dan tetap bisa efisien dalam menggunakan bahan bakar.

Hal tersebut bisa tercapai dengan pemasangan teknologi seperti commonrail, turbo dan juga intercooler. Meski canggih para produsen juga dituntut untuk menyetel komputer agar bisa menenggak solar dengan kadar sulfur tinggi. Meski beberapa SUV diesel yang berkembang saat ini direkomendasikan untuk menggunakan solar dengan sulfur rendah di bawah 500 ppm.

”Sebelum beli, saya sempat meragukan performa mesin. Karena bodi sangat besar, dikhawatirkan tenaga tidak bisa maksimal. Tapi setelah mencoba, ternyata anggapan saya salah,” ujar Hadi Sukrisno, anggota komunitas ID42NER.

Anti intimidasi
Ada alasan lain yang cukup unik di balik keputusan memilih model SUV tujuh penumpang. "Body sedan cenderung rendah, saya kerap merasa diintimidasi oleh pengguna jalan lain yang pakai mobil besar. Apalagi angkutan umum. Kondisi itu sering bikin saya stres. Kalau pakai SUV, kesan sangar dan gagah sudah pasti dipegang. Jadi mobil lain kalau mau macam-macam pasti berpikir dua kali," ungkap wanita karier berinisial WS yang menjabat sebagai GM salah satu perusahaan swasta besar di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau