Buktinya, dalam laporan perusahaan bersama anak usaha Kia Motors, Hyundai mengaku pendapatan bersihnya turun hampir 7 persen menjadi 2,24 triliun won paruh pertama 2014, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini bahkan lebih kecil dari sejumlah prediksi yang ditakisr 2,33 trilun won oleh poling yang dilakukan 16 analis pasar oleh Reuters.
Beruntung, penjualan Hyundai di luar negeri justru membaik sehingga mampu sedikit menyeimbangkan kehilangan keuntungan akibat penguatan won. Hyundai menyatakan tengah mempertimbangkan menambah kapasitas produksi baru di luar Korea.
"Kami memang punya prediksi lebih baik dari nilai tukar pada paruh kedua tahun ini. Kami berencana menambah kapasitas terus menerus di mana pasar yang ada permintaannya," jelas Lee Won-hee, Kepala Keuangan Hyundai dilansir Reuters (24/7/2014).
Hasil buruk yang diperoleh perusahaan pada kuartal kedua tahun ini, terjadi karena omzet Hyundai anjlok sampai 16 persen. Salah satu penyebabnya adalah soal kampanye perbaikan massal (recall) di Amerika Serikat dan tekanan buruh dari negeri sendiri.
Nilai mata uang won menguat sampai 12,9 persen terhadap dollar AS, periode April-Juni 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.