Dalam laporan tidak resmi yang dilansir The Guardian (16/7/2014), FBI menganggap teknologi otonomos akan memiliki dampak merubah operasional mobil baik dari sisi penegak hukum dan para pelaku kriminal. Dengan teknologi ini, "orang jahat" akan lebih leluasa melakukan tindakan yang dibutuhkan menggunakan kedua tangan mereka, atau memalingkan pandangan dari jalan yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.
Salah satu skenario terburuk saat terjadi kejar-kejaran, tertuduh bisa menembakkan senjata ke arah petugas yang tengah mengejar mereka.
Semua ini mungkin dilakukan, karena teknologi otonomos menggunakan radar, kamera video, dan teknologi GPS untuk menggambarkan peta digital 3 dimensi. Termasuk mengetahui keberadaan lokasi gedung, pejalan kaki, dan pengguna jalan lain. Mobil kemudian melakukan program yang sudah disiapkan untuk berjalan dengan aman menuju lokasi dengan menghindari rintangan, sesuai regulasi jalan yang berlaku.
Senjata mematikan
Dalam laporan yang ditulis salah satu agen dari divisi Grup Isu Strategis Direktorat Intelejen menyatakan, "Otonomos akan membuat mobilitas lebih efisien, tapi tetap terbuka kesempatan untuk fungsi ganda dan cara menjadikan mobil menjadi senjata yang mematikan seperti saat ini".
Asumsi awal ini menggambarkan kalau para pelaku kriminal bisa memodifikasi fitur keselamatan dan mengabaikan hukum yang berlaku di jalan. Bahkan, bagi teroris, teknologi ini bisa digunakan untuk bom mobil tanpa awak!
Positif
Tapi, FBI juga menganggap teknologi otonomos baik untuk masyarakat. Terutama akan membantu mengurangi tingginya angka kecelakaan di jalan yang melibatkan pegemudi. "Risiko dari gangguan atau penilaian buruk di jalan menyebabkan tabrakan yang terjadi dari kegiatan manual bisa berkurang secara substansial," tulis laporan itu.
Di AS, rata-rata 80 orang kehilangan nyawa setiap tahun dalam kecelakaan di jalan. Jumlah kecelakaan juga mengkhawatirkan di Inggris yang mencapai 12 kejadian per hari. FBI memprediksi, mobil otonomos akan disetujui oleh Kongres untuk dijual ke publik AS, dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.