Jochen Martin Schmidt, Head of Powertrain Development AMG mengatakan, dengan begitu boost turbo bisa didapatkan di putaran lebih rendah sekaligus mudah diatur untuk mendapatkan efisiensi bahan bakar.
“Masalah pada F1 adalah mesin bekerja di putaran sangat tinggi, bila ingin memindahkan teknologi ke mobil produksi kemampuannya tidak akan begitu bagus saat kecepatan rendah,” ujar Schmid, di Italia, Senin (7/7/2014).
F1
Tim Mercedes-Benz F1 sangat dominan pada musim 2014. Delapan dari sembilan seri berhasil dimenangkan pebalap Lewis Hamilton atau Nico Rosberg. Hanya satu gagal, saat pebalap RedBull Racing, Daniel Ricciardo unjuk gigi di GP Kanada.
Mercedes-Benz menjadi tim sukses pertama di era hibrida F1 sejak regulasi baru menyatakan pemakaian mesin V6, kapasitas 1.6L turbocharger plus sistem regenerasi energi. Schmidt meyakini pelajaran dari teknologi itu sangat mungkin memperbaiki sistem kerja mobil masa depan.
Lain dengan fokus menghasilkan tenaga sebesar-besarnya dari mesin kecil pada F1, terbuka peluang lebih banyak pengembangan di mobil produksi. Bahkan ia mengatakan pada akhirnya model-model mainstream akan mengungguli F1 pada saatnya nanti.
“Kami tersambung dan mengerjakan bersama ide-ide teknis, beranggapan bahwa suatu hari nanti kami bisa melewati beberapa teknologi F1 di mobil produksi,” kata Schmidt.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.