Jakarta, KompasOtomotif – ”Perang dingin” antara Honda dan Yamaha tak hanya berlaku di MotoGP, keduanya tetap saling intai di ranah 250cc versi produksi. Contoh gampangnya, bagaimana PT Astra Honda Motor harus menunggu kemunculan Yamaha R25 untuk menentukan harga jual CBR250R terbaru. Ini dilakukan semata-mata agar punya nilai lebih untuk bersaing.
Persaingan itu menarik minat KompasOtomotif untuk membandingkan keduanya. Beberapa pekan terakhir sudah mulai diulas, mulai dari perbandingan desain sampai rasa R25 dan CBR250R ditunggangi sehari-hari. Kini saatnya membandingkan kenyamanannya secara keseluruhan. Dua-duanya ada kelebihan dan kekurangan.
Posisi duduk
Posisi duduk ada hubungannya dengan kenyamanan. Tapi itu pun relatif, karena banyak juga biker yang merasa nyaman dengan posisi menunduk, atau tak sedikit pula yang suka posisi lebih tegak meski menghilangkan kesan sporty.
R25 memberikan riding position santai. Jok rendah dan lebar, setang tidak jauh dari jangkauan, pijakan kaki tak terlalu racy. Beban tubuh pada sepeda motor sport biasanya terletak pada pergelangan tangan, namun posisi duduk yang cukup nyaman itu membuat berlama-lama di jalan tak terlalu pegal.
Pindah ke CBR250R, posisi menungganggi sepeda motor ini lebih sedikit menunduk, tapi masih bisa mencari posisi nyaman karena jok agak lebar. Posisi mengendarai ini terkesan lebih sporty. Itulah kenapa Honda membekalinya dengan lapisan jok yang tidak licin. Kaki bisa mengapit bodi lebih baik untuk membantu manuver.
”Boncenger”
Permukaan jok belakang R25 tidak terlalu miring ke depan, sehingga posisi boncenger tak terlalu menempel ke depan. Pijakan kaki juga dibuat sedikit lebih rendah agar kaki tidak terkesan ”nangkring”.
Sementara posisi boncenger CBR250R lebih menunduk, bahkan cenderung nungging. Kaki lebih nangkring. Buat yang ingin pengendaraan terasa lebih sporty dan seperti naik sepeda motor balap, CBR250R bisa jadi pilihan.
Kenyamanan
Digeber untuk pemakaian sehari-hari sekaligus jarak jauh pada dasarnya dua model ini beda karakter. CBR250R kompak dan pendek, tapi punya ground clearance lebih pendek. Kaki mudah menapak sehingga untuk kondisi macet tak terlalu ribet soal kaki menempel di tanah atau tidak.
Pengendalian terasa lebih sporty. Posisi duduk membungkuk, kaki menukik dan dengkul terasa lebih dekat ke tanah. Jika dikendarai jarak jauh dan dalam kondisi macet, pergelangan tangan akan cepat lelah karena menanggung beban tubuh dan laju kendaraan.
Suspensi andalan Honda ini tak seberapa lembut. Hal ini ada kelebihan dan kekurangan. Meski kurang nyaman melaju di jalan bergelombang, tetapi untuk bermanuver lebih stabil.
Sementara R25, dimensinya lebih panjang dan cenderung besar. Meski demikian handling sangat enteng. Ditambah dengan distribusi berat yang diklaim 50:50 antara bagian depan dan belakang, pengendaliannya tergolong lincah.
Tongkrongannya agak tinggi, membuat pengendara dengan tinggi di bawah 170cm harus jinjit sedikit ketika berhenti. Suspensi lembut, akan terasa sangat nyaman jika digunakan sehari-hari. Namun untuk bermanuver harus disetel lebih keras agar tidak ”membuang”.
Konklusi
Seperti yang pernah diklaim Yamaha, R25 adalah sepeda motor yang nyaman digunakan sehari-hari tapi masih mendapatkan nuansa sporty khas superbike. Honda CBR250R berada di tengah, dengan pengendaraan yang lebih terasa seperti naik sepeda motor balap.