Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Rasanya Mengendarai Honda CBR250R Sehari-hari

Kompas.com - 19/06/2014, 09:20 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Sensasi “dua mata” menjadi ikon transformasi All-New Honda CBR250R. Aneka macam terapan baru menjejali berbagai perubahan, kini figur model tertinggi yang dipasarkan Astra Honda Motor (AHM) itu beralih lebih modern, tetapi tetap mempertahankan cita rasa lama.

KompasOtomotif diberikan kesempatan lebih dekat dengan kontestan “baru” di kelas sepeda motor sport 250 cc ini. Menggunakan varian ABS Three Colors, ratusan kilometer sudah dilalui bersama, selama tiga hari perjalanan beraktivitas harian. Rute yang diambil seputar Jakarta hingga tepi Bogor, sengaja menggunakan metode demikian agar impresinya lebih condong ke pemakaian sehari-hari.

Harus diakui, dibanding edisi terdahulu dengan mata tunggal, tampang CBR250R sekarang makin ganteng. Dari haluan, sorot mata ganda yang dinamakan dual keen eyes headlight itu menandakan keseriusan. Dimensi tameng angin serupa versi lama, tapi desainnya kini melancip. Ibarat dahi, ada huruf “V” yang menajam seakan ingin membelah mata. Bentuk spion mengikuti alur perubahan desain.

Roderick A. Moses Desain jubah baru Honda All-New CBR250R menggeser nuansa membulat menjadi meruncing.

Jubah
Memakai jubah baru, guratan lubang angin tegas di setiap sisi. Fairing kini menyatu dengan undercrowl, kesannya berkarakter balap. Cover bodi belakang juga semakin agresif. Masih ada satu lagi yang beda, desain knalpot berlapis krom lebih langsing. AHM mengatakan bobot saluran pembuangan itu semakin ringan. Total keseluruhan, berat kosong bodi 164 kg.

Secara garis besar, desain baru sedikit menggeser kesan membulat, tidak juga terlalu meruncing  tapi berada di tengahnya. Meski tambahan kosmetik membuatnya tampil beda, aura kental CBR250R tidak hilang.

“Dari jauh perawakannya saya tahu ini pasti CBR250R, rasanya sama tapi kok beda ya,” sambar Umar, pemilik Honda CBR250R versi lama yang tidak sengaja bertemu KompasOtomotif, di salah satu tempat pencucian sepeda motor di bilangan Palmerah, Jakarta Barat, dua pekan lalu. Sontak penasaran, ia langsung mengamati lebih dekat lagi. Wajib dimaklumi, katanya, ia belum pernah lihat sosok asli, lagipula saat itu memang belum ada konsumen yang punya produk seharga Rp 46,8 – 55,2 juta ini.

Roderick A. Moses Pengembangan pada mesin dan transmisi membantuk akselerasi lebih cepat.

Rasa
KompasOtomotif memiliki tinggi 168 cm dan berat 63 kg. Posisi menungganggi CBR250R tidak terlampau beda dengan model lama, mirip juga dengan CBR150R yang pernah dicoba sebelumnya. Sedikit menunduk, tapi masih bisa mencari posisi nyaman karena jok agak lebar dengan permukaan kasar.

Perbedaan ada di tangki bahan bakar. Bentuknya seperti jamur, kecil di bawah namun melebar dan rata di atas. Jadi, kedua kaki yang mengapit tidak terlalu mengangkang, bisa membantu saat manuver kecepatan tinggi atau selap-selip di kala macet.

Roderick A. Moses Detail Honda All-New CBR250R

Pada dasbor, tidak ada perubahan indikator, masih menggabungkan digital dan analog. Di setang kanan ada engine cut off sementara di sebelah kiri konfigurasi tombol kini mengikuti model Honda lainnya. Sein berada di paling bawah dan klakson di tengah. Buat yang belum terbiasa bisa jadi kagok, mau belok malah bunyi klakson.

Kombinasi suspensi teleskopik di bagian depan dan Pro-Link di belakang, mumpuni meredam kejut di permukaan jalan jerawatan sambil berkecepatan tinggi. Hal ini menawarkan kenyamanan buat harian.

Roderick A. Moses Honda All-New CBR250R nyaman dikendarai.

Tenaga
AHM mengklaim, mengenakan label All-New perubahan juga masuk ke sektor mesin. Data spesifikasi menunjukan daya maksimum 29 PS @ 9.000 rpm bisa didapat dari mesin 249,67 cc 4-langkah, 1-silinder DOHC. Besaran itu naik dari angka pendahulunya 26,8 PS @ 8.500 rpm. Sedangkan torsi hampir sama 23 Nm @ 7.500 rpm.  

Dari situ sudah bisa terbaca, luapan tenaga bisa dilepas maksimal di rpm atas. Ternyata benar, bahkan lebih “joss”. Saat jalan sedang lowong pada malam hari, gas dipuntir sampai mentok.  Tenaganya makin buas setelah 7.000 rpm. Saat peluncuran pertengahan Mei lalu dijelaskan, rasio gigi pada transmisi 6-percepatan dibuat makin rapat. Nafasnya memang jadi lebih pendek namun akselerasinya yahud. Percaya diri karena pakai ABS, tapi jajal kecepatan tak lama dilakukan, terlalu berbahaya sebab dilakukan di jalan umum.

Saat coba berjalan dari posisi diam, perlahan tenaganya mulus keluar. Torsinya cukup besar, lumayan enak buat kondisi stop and go. Masalah yang sering dikeluhkan pemilik CBR250R lawas, yaitu perpindahan gigi yang kasar di putaran bawah, sekarang tidak lagi terasa.

Kesimpulan
CBR250R terkini seperti terlahir kembali dengan bekal “senjata” baru untuk menghadapi tantangan yang juga semakin berkembang. Cita rasa lama, karakter tunggangan “blasteran” sport dan touring yang nyaman buat harian masih dipertahankan namun dibalut pola baru, lebih mengerti pasar. Di aspal, CBR250R bertemu langsung dengan Kawasaki Ninja RR Mono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau