KompasOtomotif telah mengulas rasa menunggangi CBR250R dan R25. Tapi masih ada satu lagi fokus yang bisa mendasari keinginan untuk memilih, yaitu desain. CBR250R terlahir kembali dengan konsep lebih “menggoda” pasar. Kendati statusnya model global impor Thailand, desain modern bisa membaur dengan rival sekelas di Indonesia dan sanggup mengubahnya menjadi “anak jaman sekarang”.
Sebagai kontestan yang lahir belakangan, R25 punya keuntungan. Rekayasa desain mengejar kata sempurna, menganalisa kekurangan para pesaing, lalu dijawab dengan lantang. Dari hasil percakapan dengan pemimpin proyek R25, Toshima Miyabe, saat peluncuran di Danau Toba, Mei lalu, generasi terbaru ini lebih baik di semua sisi dibanding semua rival, terutama dari desain.
Jubah
“Seragam” baru CBR250R lebih tegas dengan berbagai detail perubahan. Semuanya satu bagian termasuk dengan undercrowl. Dibanding versi lama, penampilan makin berotot, “membuang” grafis membulat. CBR250R seperti baru saja selesai menjalani serangkaian "fitness rutin", bobot bersihnya sekarang 164 kg.
Bagian ikonis, dual keen eyes headlight, mengubah karakter keseluruhan kian serius. Tangki bahan bakar, knalpot, dan garis bodi ke buritan lebih kurus. Namun sayang, desain lampu belakang tetap sama, mirip Tiger atau Mega Pro lawas.
Sementara R25 terlihat elusif berujung misterius. Bagian mata ganda seperti tersembunyi di dalam kepala. Bahasa desain seperti ini baru buat klan R Series milik Yamaha. Di antara kedua mata terdapat lubang angin untuk membantu proses pendinginan mesin di dalam fairing. Arah desain bodi mirip dengan CBR250R, lebih condong ke depan, “cungkring” di belakang. Yamaha mengklaim distribusi bobot 166 kg rata depan-belakang untuk alasan stabilitas.
Poin lebih R25 ada di bagian dasbor. Terasa canggih sebab dilengkapi dengan berbagai fitur kombinasi analog dan digital. Ada 10 keunggulan, namun yang ditekankan tiga, yakni pengukur real time konsumsi bahan bakar, indikator jadwal penggantian pelumas, dan shift timing lamp yang mirip fungsi tachometer pada mobil. Sedikit kekurangannya, demi mengejar proporsional tangki bahan bakar ditutupi cover plastik, mirip Byson.
Kesimpulan
CBR250R dan R25 punya sisi keunggulan masing-masing, takaran keren bisa berbeda-beda buat setiap orang, mungkin yang paling pas disesuaikan dengan isi kantong.
Tidak hanya sekadar berganti jubah, mesin 1-silinder DOHC milik CBR250R juga berubah makin galak dengan tenaga 29 PS dan torsi 23 Nm, masih ditambah lagi perbaikan pada sistem transmisi. Sejak turun banderol (sebelumnya harga termurah Rp 48,95 juta), posisinya semakin menjauh dari kompetisi 250 cc 2-silinder milik R25 dan Kawasaki Ninja 250. Perannya lebih pas disandingkan bersama Kawasaki Ninja RR Mono sekitar Rp 40 juta-an.
Sementara R25 menawarkan alternatif pilihan segar bila bosan dengan tunggangan ala moge Ninja 250 yang dijual Rp 53,7 juta. Mesin DOHC 2-silinder R25 menawarkan luapan tenaga lebih besar, yakni 36 Ps dan torsi 22,6 Nm. Biker yang beralih ke R25 mendapatkan keistimewaan menjadi rombongan pemilik pertama di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.