Jakarta, KompasOtomotif – Kondisi perekonomian dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang masih lemah menekan semua bidang, tak terkecuali otomotif. PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengaku terpaksa harus menaikkan harga, meski tidak begitu besar. Alasannya, semua biaya yang menyangkut proses produksi juga naik.
Vice President Director National Sales and Marketing NMI, Yoshiya Horigome mengatakan kepada wartawan, Kamis (16/1/2014), bahwa kenaikan harga itu sudah pasti terjadi. ”Biaya produksi naik, harga material naik, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus melemah, BBN (Bea Balik Nama) juga naik. Tentu kami harus melakukan penyesuaian harga,” tegasnya.
Meski demikian, kenaikan yang dilakukan NMI dipastikan sangat sedikit. Ditambahkan, presentase kenaikan harga hanya 2 persen. Dia meyakini penyesuaian ini masih kompetitif, dan tidak diberlakukan untuk semua produk. Tidak disebutkan, model mana yang akan dinaikkan harganya.
Bukan soal harga jual saja, yang juga mendapat perhatian dari NMI adalah penambahan jaringan dan kualitas pelayanan. Hingga saat ini, jumlah diler yang tersebar di Indonesia mencapai 115 outlet. Rencananya, akan ditambahkan lagi 22 outlet tahun ini untuk semakin melebarkan sayap penjualan.
Ekspor
Jika kondisi 2014 tidak sebaik yang diprediksi, NMI masih punya pasar ekspor yang bisa sedikit menambah volume penjualan. Saat ini NMI memasok Juke ke Thailand. Desember 2013 lalu, 2.000 crossover ini dikapalkan ke sana, dan target 2014 meningkat dua kali lipat.
”Juke sangat kuat di Thailand. Situasi politik tidak begitu mempengaruhi ekspor kami ke sana. Kami siap dan lebih dari cukup kapasitas untuk menambah kuota ekspor,” tukas Horigome.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.