Jakarta, KompasOtomotif - Toyota Motor Company (TMC) memastikan Indonesia menjadi basis produksi kedua di ASEAN setelah Thailand. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Yukitoshi Funo, Executive Vice President dan Representative Director Toyota Motor Corporation (TMC) kepada Menteri Perindustrian MS HIdayat di Gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (8/2/2012).
Pertemuan ini juga dihadiri Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nonami Masahiro, Presiden Direktur PT Toyota Astra motor (TAM) Johnny Darmawan dan Dirjen Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi.
Yukitoshi Fino menjelaskan, Toyota pilih Indonesia sebagai basis produksi, selain berkonsentrasi menggarap pasar domestik juga mulai menggenjot ekspor. Untuk melakukan itu, Toyota memastikan investasi tambahan untuk pabrik Karawang 2 senilai 41,3 miliar yen atau setara Rp 4,8 triliun.
"Semula, investasi awal untuk pabrik Karawang 2 Rp26,3 miliar dengan kapasitas produksi 70.000 unit yang diwujudkan 2013. Kini, kami tambahkan 15 miliar yen sehingga kapasitas menjadi 120.000 unit (tambah 50.000 unit) dan dijadwalkan mulai produksi 2014," ujar Funo.
Dengan tambahan investasi ini, total kapasitas produksi Karawang 1 yakni 110.000 unit dengan Karawang 2 (120.000) adalah 230.000 unit per tahun. "Pabrik baru ini Toyota persiapkan khusus untuk model-model baru dan rencananya juga diekspor," lanjut Funo.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pendirian pabrik Karawang 2 Toyota membuka 29.000 lapangan kerja baru di Indonesia sampai suplier terkait. Toyota juga meminta insentif baru dari pemerintah terkait investasi barunya di Indonesia.
"Kami minta mereka segera memasukkan rencana investasi ini ke BKPM dan (Kementerian)Perindustrian. Dari situ kita bisa lihat nilai tambah apa yang ditawarkan seperti jumlah lapangan kerja yang tercipta, efek domino ke industri pemasok komponen dan transfer teknologi, nanti kita diskusikan dengan kementerian terkait lain," papar Hidayat.
Efek Domino
Budi Darmadi menambahkan, dengan investasi prinsipal otomatis menimbulkan efek domino sehingga menarik investor industri komponen pendukung otomotif. Tahun ini saja, jelasnya, sudah ada 21 perusahaan komponen asal Jepang berencana menambah investasi di Indonesia.
Beberapa perusahaan komponen yang masuk, jenisnya produk elektronik, mekanis dan pendukung lainnya. "Ada penambahan produksi, kerjasama dengan mitra lokal dan ada juga yang benar-benar perusahaan baru. Kalau di total investasinya bisa sama (Rp4,8 triliun)," jelas Budi.