Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Lau Tze, Budaya Tionghoa dan Nilai Islami

Kompas.com - 02/09/2008, 08:29 WIB

Sarana Pembauran

Pengalaman Ahmad itulah yang diharapkan oleh penggagas berdirinya masjid untuk berdakwah bagi kaum Tionghoa di Indonesia. Idenya memang untuk mengenalkan agama Islam pada warga Tionghoa. Mengingat sebelumnya telah terbentuk stereotip bahwa orang Tionghoa masuk Islam maka ia 'turun kasta' atau menjadi warga negara kelas tiga (pembagian kelas warga negara jaman penjajahan Belanda).

"Memang saya pernah diajar oleh orang tua saya, kamu boleh pindah agama, asal jangan Islam. Ini malah membuat saya bertanya-tanya kenapa, tapi baru masa tua saya mencari tahu dan malah menjadi Muslim sekarang," jelas Ahmad.

Ahmad mengakui pembauran antara etnis Tionghoa dengan penduduk pribumi yang mayoritas memeluk Islam lebih cepat terjadi melalui agama dan pernikahan. "Ya, itu yang terjadi pada saya, tapi saya pindah Islam bukan karena istri saya muslim. Kami sudah menikah 23 tahun, tapi saya masuk Islam baru setahun yang lalu," katanya.

Gagasan pembauran itulah yang melatarbelakangi berdirinya masjid Lau Tze. Nama yayasan yang mengelola masjid ini diambil dari tokoh Tionghoa muslim dan pengusaha sukses yakni Haji Karim Oei Tjeng Hien.

Saat ini, jemaah masjid Lau Tze yang rutin berkunjung mencapai 70 orang. Padahal tahun 1991 saat pertama kali berdiri mencapai 1000 jemaah. "Dulu masih banyak jemaah dari luar Jakarta ke sini, sekarang mereka telah terbiasa dengan warga sekitar dan sholat di wilayahnya sendiri. Semoga proses pembauran ini terus terjadi sehingga prasangka antara etnis Tionghoa dan pribumi pun bisa terkikis, karena yang dilihat kebersamaannya," tutur Anna dari Yayasan Haji Karim Oei mengakhiri pembicaraan.

Masjid Lau Tze memberi ruang untuk berkontemplasi mengenai arti kebersamaan di bulan Ramadhan ini. Kehadiran komunitas muslim Tionghoa yang mulai berbaur dengan masyarakat juga memberi warna unik pada perkembangan Islam di nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com