JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai mobil hybrid di medan terjal seperti pegunungan memerlukan pemahaman khusus untuk mengoptimalkan performanya.
Teknologi dual power yang memadukan mesin bensin dan motor listrik memang memberikan keuntungan dalam tenaga. Namun, pengemudi tetap harus memperhatikan sejumlah faktor agar kendaraan dapat bekerja optimal.
Menurut Indra Kurniawan, pemilik Quick Service, mobil hybrid sebenarnya memiliki kemampuan yang mumpuni di medan terjal.
“Mobil hybrid memanfaatkan regenerasi energi saat deselerasi, sehingga baterai dapat terisi ulang ketika melintasi turunan. Hal ini memberikan keuntungan tambahan dibandingkan kendaraan konvensional,” kata Indra Kurniawan kepada Kompas.com, Sabtu (30/11/2024).
Namun, ada batasan yang perlu diperhatikan. Indra menambahkan, kinerja mobil hybrid di medan terjal tetap bergantung pada beberapa faktor, seperti ketinggian medan, kondisi permukaan jalan, dan berat muatan kendaraan.
“Bila jalan licin atau ban kehilangan traksi, sistem TRC (Traction Control) akan aktif dan mengurangi tenaga kendaraan. Ini yang kerap membuat mobil terlihat seperti kehilangan kemampuan menanjak,” ujarnya.
Oleh karena itu, kondisi ban harus dipastikan dalam keadaan prima sebelum digunakan untuk berkendara di daerah pegunungan.
Selain itu, pastikan mobil tidak membawa beban berlebih yang dapat memengaruhi distribusi tenaga.
“Pemahaman terhadap karakteristik medan dan kemampuan mobil adalah kunci. Misalnya, saat menghadapi tanjakan curam, pastikan gaya mengemudi tidak agresif untuk menghindari slip,” ujar Indra.
Dengan penerapan cara berkendara yang tepat, mobil hybrid dapat menjadi pilihan yang andal di medan terjal, memberikan kenyamanan sekaligus efisiensi energi yang lebih baik.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/01/100200815/memaksimalkan-kemampuan-mobil-hybrid-di-jalanan-tanjakan