JAKARTA, KOMPAS.com - Selenoid merupakan komponen penting di dalam transmisi mobil matik. Namun sayangnya saat ini belum banyak bengkel matik yang punya alat khusus pendeteksi selenoid.
Hal tersebut diungkapkan oleg Freddy Karya, supervisor Dokter Mobil (Domo) Transmisi, di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Freddy mengungkapkan bahwa saat ini masih sedikit bengkel transmisi khusus otomatis yang memiliki alat pendeteksi atau scanner untuk selenoid.
Hal itu menyebabkan diagnosa terhadap keluhan pemilik kendaraan bisa memakan waktu atau bahkan kurang akurat.
"Bengkel-bengkel umumnya masih menggunakan avometer untuk memeriksa selenoid, yang hanya dapat mengukur ketegangan atau resistensi selenoid itu sendiri," kata Freddy yang ditemui Kompas.com, belum lama ini.
Freddy mengatakan, selenoid bekerja atas perintah Electronic Control Unit (ECU). Tugasnya cukup penting yaitu mengatur suplai aliran oli ke berbagai bagian transmisi.
"Selenoid berfungsi berdasarkan perintah yang diterima. Ketika mendapat tekanan, selenoid akan membuka katup untuk memungkinkan oli mengalir. Proses ini diatur oleh Engine Control Module (ECM) atau ECU," katanya.
"Tanpa alat yang tepat, kita tidak dapat mengetahui apakah selenoid itu lemah, kecuali jika benar-benar mati," ujar Freddy.
Freddy menjelaskan lebih lanjut, saat ini banyak bengkel yang mengandalkan avometer. Sedangkan avometer tidak cukup tepat untuk mendeteksi jika kerja selenoid sudah lemah.
"Selenoid bisa saja lemah dalam kondisi tertentu, misalnya saat panas atau ketika tekanan berlebih. Jika hanya diperiksa dengan avometer, kondisi tersebut tidak akan terdeteksi," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/21/164200415/tidak-semua-bengkel-mobil-matik-punya-alat-ini