JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan panjang terjadi di ruas jalan Puncak, Kabupaten Bogor, selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW pada Minggu, 15 September 2024. Kondisi itu membuat kendaraan tidak bergerak hingga sembilan jam lamanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengungkapkan, hal tersebut dikarenakan adanya lonjakan kendaraan yang melitas melebihi kapastias jalan yang ada. Tercatat, sedikitnya ada 114.000 unit kendaraan yang melintas.
"Jumlah itu terhitung sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, Minggu (15/9/2024)," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (16/9/2024).
Rizky mengungkapkan bahwa lonjakan jumlah kendaraan di kawasan Puncak sebenarnya sudah diperkirakan. Namun, peningkatan pada akhir pekan sangatlah signifikan, khususnya pada roda dua.
Apalagi, banyak pengendara sepeda motor yang tidak tertib aturan lalu lintas, di mana mereka mengambil jalur kendaraan lain yang mengakibatkan pengaturan lalu lintas menjadi terhambat.
"Lonjakannya sangat dahsyat, terutama kendaraan roda dua," ujar Rizky.
"Perbandingannya 60-40 dengan kendaraan roda empat. Jadi, motor mendominasi, terlihat jelas di sepanjang Jalan Raya Puncak," ucapnya.
Lebih jauh, Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Bogor Iptu Ardian menyebutkan, rata-rata kendaraan yang melintas di Jalur Puncak mencapai 2.800 unit pada pukul 06.00-07.00 WIB.
Sementara, ambang batas jalur Puncak dalam waktu satu jam sejatinya dilintasi oleh 2.000 atau 1.500 kendaraan, baik roda dua, empat, maupun enam.
"Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan rekayasa lalu lintas berupa sistem ganjil-genap dan satu arah (one way) untuk menekan kemacetan secara situasional," ujar dia.
Satlantas Polres Bogor juga menerapkan sistem ganijl-genap sejak pukul 06.00 WIB di beberapa titik, seperti pintu masuk Exit GT Tol Ciawi Km 46+500 Simpang Gadog, dan Jalan Ciawi.
Setelah itu pada pukul 07.30 WIB, petugas menerapkan skema one way di sepanjang jalur Puncak secara situasional. Tapi, tingginya mobilitas masyarakat berlibur di Puncak menyebabkan rekayasa tersebut tidak efektif
Sebelumnya, menurut pengamat transportasi, Budiyanto, kemacetan parah ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti daya tampung parkir yang kurang, adanya pasar, dan jalan tikus.
Akibatnya, tidak sedikit pengendara yang memarkirkan kendaraannya di bahu dan badan jalan hingga mempengaruhi lalu lintas.
"Kapasitas jalan pada waktu tertentu juga sudah tidak menampung lagi, jadi overload," kata dia, kepada Kompas.com, Senin.
Upaya untuk mengurai kemacetan seperti one way menurut Budiyanto pun kurang berjalan efektif karena masih banyak jalan alternatif. Pada akhirnya di titik tertentu akan ada pertemuan kendaraan yang one way dan lewat alternatif, jadi biang macet.
"One way yang terlalu lama kurang efektif juga karena akan mengorbankan arus yang berlawanan. Mobil tidak bergerak terlalu lama dengan mesin hidup akan menimbulkan gas buang yang terkonsentrasi, membahayakan kesehatan," kata Budiyanto.
Oleh karenanya, ia berharap pemerintah melebarkan atau buat jalan tol baru, di samping pembatasan lalu lintas yang efektif pada jalur Puncak Bogor agar tidak terjadi hal serupa. Sebab, ke depan wisatawan akan terus bertambah.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/17/070200115/penyebab-macet-horor-di-puncak-bogor-saat-libur-panjang