KLATEN, KOMPAS.com - Mobil bekas banyak diburu masyarakat sebagai alternatif ketika hendak memiliki mobil dengan dana terbatas.
Konsumen perlu memperhatikan kondisi unit yang akan dibeli dengan melakukan inspeksi, termasuk menggali informasi kebiasaan pemilik sebelumnya dalam melakukan perawatan.
Salah satunya, konsumen harus menghindari mobil dengan kebiasaan buruk sering telat ganti oli mesin.
Hasan Ariyanto, Pemilik Mandiri Auto Klaten mengatakan interval penggantian oli mesin yang terlalu lama dapat menyebabkan rusaknya beberapa komponen di dalam mesin.
“Oli mesin ada masa pakainya, sehingga bila sudah sampai pada titik tertentu kemampuannya menurun dalam melindungi komponen mesin, ini akan membuat performa terganggu,” ucap Hasan kepada Kompas.com, belum lama ini.
Hasan mengatakan temuan di lapangan dampak yang paling sering terjadi akibat sering telat ganti oli adalah suara mesin menjadi kasar saat bekerja.
“Ada suara kasar tidak wajar dari dalam mesin, saat diperiksa olinya sudah menyusut dan menjadi lumpur, jadi wajar saja dapat merusak komponen seperti metal dan beberapa komponen berputar lainnya,” ucap Hasan.
Sehingga, menurut Hasan penggantian oli sebaiknya dilakukan sebelum kemampuannya menurun. Hal itu akan membuat mesin selalu dalam perlindungan yang prima.
Jadi, konsumen bisa menanyakan kepada pemilik sebelumnya berapa interval penggantian oli mesin, bisa melihat riwayat servisnya atau memeriksa kondisinya secara langsung.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/10/152200815/jangan-beli-mobil-bekas-yang-sering-telat-ganti-oli-mesin