JAKARTA, KOMPAS.com - Merek pelek aftermarket asal Jerman, BBS Automotive GmbH mengajukan pailit. BBS bangkrut setelah tidak bisa membayar gaji karyawan sejak Mei 2024.
Kabar BBS pailit ternyata bukan hal baru buat pebisnis pelek mobil aftermarket di Tanah Air. Sebab sebelumnya BBS memang diketahui pernah beberapa kali "rungkat."
Meski demikian kabar BBS bangkrut menambah daftar perusahaan komponen otomotif yang gulung tikar pada 2024. Sebelumnya, diketahui perusahaan jok Recaro juga mengajukan pailit.
Wibowo Santosa, pemilik Permaisuri Ban, toko penyedia pelek dan ban ternama di Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, mengatakan produk BBS tetap ada meski perusahaannya beberapa kali jatuh bangun.
"Kabar ini bukan yang pertama ya. Kemudian setelah itu juga BBS masih ada. Pemninatnya masih ada karena memang peleknya baik (berkualitas)," kata Bowo panggilannya kepada Kompas.com, Kamis (1/8/2024).
Bowo mengatakan, pelek BBS merupakan merek yang punya ciri khas. Sejak lama merek pelek ini konsisten dengan bentuk serupa hingga membuat penggemar tersendiri.
"Sudah lama ya BBS desainnya seperti itu, penyukanya cukup banyak, karena jadi ciri khas. Bukan cuma yang mau bergaya retro mobil baru juga (pakai)," ujarnya.
Untuk diketahui, BBS didirikan oleh Heinrich Baumgartner dan Klaus Brand. Selama perjalanannya BBS sudah lima kali bangkrut yaitu pada 2007, 2010, 2020, 2023 dan 2024.
Meski BBS Jerman bangkrut, tapi dua perusahaan di luar negeri yaitu BBS Amerika dan BBS Jepang tidak bermasalah. BBS Jepang tidak ada hubungan ekuitas antara BBS Automotive GmbH.
BBS Jerman memproduksi pelek casting wheels sementara BBS Jepang memproduksi dan memproduksi forged wheels. Kemudian BBS Jepang tidak menjual dan mengimpor pelek dari BBS Jerman.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/08/02/152237815/bbs-bangkrut-bukan-kabar-baru-buat-pebisnis-pelek