JAKARTA, KOMPAS.com - Musim depan, Ducati akan memiliki dua pebalap juara dunia MotoGP, yakni Francesco Bagnaia dan Marc Marquez. Bos Yamaha yang pernah merasakan kondisi tersebut ikut mengomentari.
Bukanlah tugas yang mudah untuk mengelola hubungan rekan setim yang bisa dibilang paling sengit di MotoGP. Apalagi, kedua pebalap tersebut sama-sama sangat kompetitif.
Managing Director Yamaha Motor Racing Lin Jarvis pernah merasakan berada dalam kondisi tersebut ketika memiliki Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Khususnya, sebelum Rossi pergi ke Ducati.
Pasangan Rossi dan Lorenzo di Yamaha menyebabkan gesekan di seluruh tim. Bahkan, sampai dibangun pembatas yang memisahkan paddock Rossi dan Lorenzo untuk memisahkan data dari keduanya.
Lin Jarvis mengatakan, tugas yang tidak mudah untuk menyeimbangkan kebutuhan antara Rossi dan Lorenzo. Tidak menutup kemungkinan kondisi serupa akan dialami oleh Bagnaia dan Marquez.
"Ada banyak orang yang sangat menuntut, banyak ego besar di kejuaraan ini. Tapi Anda membutuhkan itu untuk menjadi juara dunia. Itulah kenyataannya," ujar Lin Jarvis, dikutip dari Crash.net, Senin (15/7/2024).
"Saat yang paling menantang adalah saat bersama Vale dan Jorge, dan perpecahan di pit box. Tapi itu adalah masa-masa kemenangan kami. Kami memenangkan beberapa gelar juara dunia. Pada akhirnya, saya akan selalu memilih dua pebalap yang menuntut daripada dua pebalap yang santai," kata Lin Jarvis.
Yamaha berhasil memenangkan gelar juara dunia MotoGP selama tiga tahun berturut-turut, mulai 2008 hingga 2010, bersama Rossi dan Lorenzo. Saat Rossi kembali ke Yamaha setelah dua musim di Ducati, Lorenzo masih bisa memenangkan juara dunia MotoGP 2015.
"Saya sangat senang bisa menyaksikannya sebagai penonton. Ini adalah situasi yang spesial. Mereka (Ducati) tidak tahu bagaimana hal itu akan terjadi," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/15/084200215/punya-dua-pebalap-juara-dunia-bos-yamaha-komentari-ducati