JAKARTA, KOMPAS.com – Yamaha E01 mulai menjalani uji coba lewat program bertajuk Proof of Concept (PoC) semenjak dikenalkan pada November 2022.
Pengujian dilakukan dengan mengumpulkan data dan menerima saran dari sejumlah konsumen di negara-negara Asia, seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia.
Riset PoC Yamaha rencana awalnya dilakukan minimal setahun. Namun, sempat diperpanjang, karena Yamaha masih memerlukan pengetesan tersebut. Adapun untuk saat ini riset sudah rampung dilakukan.
Selanjutnya data yang didapat dari hasil pengetesan motor listrik E01 dan survei ke konsumen, akan digunakan untuk pengembangan motor listrik yang akan dipasarkan nantinya.
“Memang banyak pertanyaan tentang motor listrik, kami punya beberapa tipe, yang mirip NMAX itu namanya E01,” ujar Dyonisius Beti, President Director & CEO, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Jakarta (12/6/2024).
“Dan kami sudah tes lebih dari 5.000 konsumen di Indonesia, dan semua bilang ini motor listrik yang terbaik,” kata dia.
Saat ditanya perihal waktu peluncuran Yamaha E01, Dyon menyatakan bahwa motor listrik tersebut belum akan meluncur 2024.
“Permasalahannya adalah untuk lokalisasi produksi di dalam negeri ini masih membutuhkan waktu banyak,” ucap Dyon.
“Motor yang spek dan kualitasnya sebagus itu enggak bisa abal-abal, karena Yamaha adalah produsen global company sehingga kami menjaga kualitas. Memang ini adalah standar global Yamaha,” ujarnya.
Sebagai informasi, Yamaha E01 memiliki profil tenaga 8,1 kW atau setara 10,8 Tk pada 5.500 rpm dan torsi 30,2 Nm pada 1,950 rpm.
Sementara itu, kecepatan maksimal yang sanggup diakomodasi motor ini adalah 100 kpj. Sedangkan jarak tempuhnya bisa mencapai 100 Km, dari baterai penuh sampai melakukan pengisian kembali.
Kemudian, motor ini juga punya tiga mode berkendara yang bisa dipilih pengendara, antara lain mode Power, Standar, dan Eco. Masing-masing mode berkendara ini menghasilkan tenaga yang berbeda
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/14/082200115/motor-listrik-yamaha-e01-sudah-dijajal-5.000-konsumen