SOLO, KOMPAS.com - Penggantian filter solar menjadi cara paling efektif untuk menjaga kesehatan injektor pada mesin diesel. Semakin sering dilakukan penggantian filter, maka semakin kecil peluang kotoran masuk ke dalam injektor.
Kendati demikian, banyak pengguna mobil diesel yang abai untuk mengganti filter solar. Tidak sedikit penggantian yang dilakukan menunggu bila injektor sudah menyala.
Padahal, ketika indikator filter solar menyala itu menandakan kandungan air di dalam filter sudah tinggi. Sehingga, itu meningkatkan peluang terjadinya kerusakan injektor.
Esa Pemilik Bengkel Denso Esa Diesel mengatakan penggantian filter solar tidak bisa ditawar-tawar, bila sudah waktunya ya sebaiknya diganti.
“Penggantian filter solar kami sarankan setiap 5.000 Km, ada pun filter solar bawah setiap 70.000 sampai 100.000 Km, setiap penggantian juga perlu diamati kondisi filter bekasnya, jika kotor sekali maka sebaiknya diambil tindakan lain sebagai tambahan,” ucap Esa kepada Kompas.com, Selasa (23/5/2023).
Esa mengatakan rata-rata filter solar yang sudah digunakan sampai jarak 5.000 Km sudah kotor sehingga perlu diganti.
Penggantian filter solar menurut Esa tidak perlu menunggu indikator filter menyala, karena itu bisa diartikan sudah terlambat.
“Jangan sampai memaksakan filter solar atau menunggu indikator menyala, karena kalau indikator sudah nyala itu artinya air sudah banyak, kan justru itu yang dihindari,” ucap Esa.
Bahkan dengan interval tersebut filter sudah kotor parah maka sumber masalahnya harus dihilangkan, termasuk menguras tangki solar.
“Kalau perlu tangki BBM turun, dikuras bersih agar kandungan air di dalam solar hilang agar tidak ada air yang masuk ke ruang bakar, itu bakal merusak injektor,” uap Esa.
Jadi, penggantian filter solar tidak harus menunggu indikator menyala. Penggantian sebaiknya dilakukan tiap 5.000 Km untuk filter solar atas dan yang bawah tiap 70.000- 100.000 Km.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/05/28/152100815/ganti-filter-solar-tidak-perlu-menunggu-indikator-menyala