TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Salah satu persiapan sebelum melakukan perjalanan mudik adalah mengisi bahan bakar sampai penuh. Ternyata, selain akan membuat perjalanan lebih praktis, berkendara dengan jumlah BBM yang minim merugikan dari sisi performa mesin.
Sehingga tanpa harus menunggu tiris, bila dirasa ada kesempatan mengisi BBM karena perjalanan masih jauh sebaiknya dilakukan. Lantas, apa kerugian mengendarai mobil dengan BBM minim?
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan mobil dengan jumlah bahan bakar yang minim akan berpeluang mengalami penurunan performa.
“Jumlah BBM yang minim memungkinkan pompa bensin tidak terendam, apalagi saat nanjak, strainer fuel pump akan menyedot banyak udara di tangki BBM, kondisi tersebut kan tidak ideal,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
Dia mengatakan kondisi pompa BBM seperti itu akan mempengaruhi kandungan udara yang ada di dalam bahan bakar, yang bisa menyebabkan pembakaran tidak sempurna.
“Campuran bahan bakar dengan jumlah udara lebih banyak biasa disebut dengan campuran kurus, ini tentu bisa membuat mobil mengalami penurunan performa karena pembakaran yang terjadi tidak sempurna,” ucap Ibrohim.
Kondisi tersebut terkadang susah dipahami ketika mobil masuk bengkel mengeluhkan performa menurun, karena problem seperti ini hanya akan muncul ketika mobil dalam keadaan miring.
“Pas di bengkel, diperiksa tekanan bahan bakar stabil karena lantai bengkel rata, bila tidak ada keterangan dari pengguna bahwa gejala muncul ketika mobil menanjak dan menurun, maka trouble ini akan susah diketahui,” ucap Ibrohim.
Oleh karena itu, Ibrohim menyarankan agar pengguna mobil membiasakan untuk mengisi BBM minimal seperempat menuju penuh.
“Tidak perlu menunggu level BBM sampai menyentuh huruf E baru isi bensin, karena ya ada kerugian itu tadi, belum lagi kalau di depan ternyata tidak menemukan stasiun pengisian BBM atau stoknya habis, itu bisa jadi masalah,” ucap Ibrohim.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/18/161200715/efek-buruk-tangki-bbm-mobil-sering-kosong