JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan tabrak belakang truk menjadi perhatian serius akhir-akhir ini. Tabrak belakang merupakan salah satu kecelakaan yang banyak merenggut nyawa di jalan tol.
Salah satu korban tewas karena menabrak belakang truk ialah atlet bulu tangkis Indonesia, Syabda Perkasa Belawa meninggal dunia usai mengalami kecelakaan di Tol Pemalang, Jawa Tengah, Senin (20/3/2023).
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Pemalang AKP Achmad Riedwan Prevoost mengatakan, mobil sedan Camry yang ditumpangi Syabda dan keluarga melaju dari Bekasi, Jawa Barat.
Awalnya mobil bernomor polisi B 1842 KBN itu melaju dari arah barat ke timur atau menuju Jawa Tengah. Mobil yang ditumpangi Syabda tersebut diduga melaju dalam kecepatan di atas rata-rata.
“Sesampainya di lokasi kejadian, diduga pengendara dalam kondisi mengantuk dan menabrak bagian belakang truk bernomor polisi AG 8711 yang melaju searah,” ucap Riedwan, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/3/2023).
Tak lama setelah kabar meninggalnya Syabda, video viral di media sosial memperlihatkan Toyota innova Zenix yang remuk di bagian depan. Dinsinyalir MPV warna putih itu menbarkan begian belakang truk.
Video yang diunggah akun b_channel_indonesia tersebut menyebut kecelakaan naas itu terjadi di Tol Cipali.
Contoh lain fatalitas tabrak belakang truk terjadi pada awal Februari 2023, di Sumatera Utara. Kecelakaan terjadi di Jalan Tol Tebing Tinggi-Medan, tepatnya di Desa Pagar Sjati, Kecamatan Lubuk Pakam, Deli Serdang pada(2/2/2023).
Akibat kecelakaan itu Azharia Prasetya Putra (27) dan Nurlela Sembiring (59) meninggal dunia di tempat.
Azharia diketahui mengemudikan mobil Honda HR-V dan membawa dua penumpang bernama Nurlela serta Syahril Daud Sembiring (57). Mobil ini melaju dari arah tol Tebing Tinggi menuju Medan, menabrak truk tronton yang dalam kecepatan tinggi yang dikemudikan Labuhan Manulang (55).
Tak cuma mobil penumpang yang menabrak bagian belakang truk namun juga kendaraan besar sekelas bus.
Pada akhir Februari 2023, kecelakaan juga terjadi di Km 186 Tol Cipali, Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, (25/2/2023). Insiden ini melibatkan bus angkutan pariwisata dengan truk pengangkut beras.
Kecelakaan bermula saat bus pariwisata Habibah Jaya Kencana bernomor polisi K 7031 OB, melaju dari arah Banten menuju Yogyakarta.
Sopir bus diduga hilang kendali hingga menabrak bagian belakang truk yang mengakut beras bernomor polisi B 9038 FYT. Kedua mobil ini melaju dari arah yang sama.
"Bus pariwisata ini menabrak bagian belakang truk bermuatan beras di jalur yang sama. Bagian depan bus mengalami rusak," kata Kanit Gakkum SatLantas Polresta Cirebon, AKP Endang Kusnandar.
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, untuk kasus meninggalnya Syabda, kecelakaan tabrak belakang bisa terjadi karena adanya disparitas kecepatan yang sangat tinggi antara kendaraan pribadi dengan kendaraan barang.
Di jalan tol, kata Wildan, perbedaan kecepatan antara truk dan kendaraan pribadi bisa mencapai 100 Km per jam atau bahkan lebih. Kemudian diperparah karena truk "tidak terlihat."
“Ini diperparah dengan lampu belakang kendaraan barang sangat redup sehingga tidak terlihat, dan baru terlihat pada jarak 10 sampai dengan 20 meter," kata Wildan, saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/3/2023).
"Hal tersebut sangat berbahaya bagi kendaraan pribadi yang sedang melaju diatas 100 km per jam, karena waktu reaksinya sudah dibawah 1 detik,” ucap Wildan.
Wildan melanjutkan, mengenai truk yang tidak terlihat di jalan karena pengemudi truk tidak mengedepankan Peraturan Menteri Nomor 74 Tahun 2021 mengenai Perlengkapan Keselamatan Kendaraan Bermotor Selain Sepeda Motor Stiker APCT dan Rear Underrun Protection (Perisai Kolong Belakang)
“Jika mereka (pengemudi kendaraan besar) mematuhi PM 74 Tahun 2021 dengan memasang stiker pemantul cahaya, maka kendaraan barang akan terlihat pada jarak 100 meter sehingga pengemudi kendaraan pribadi bisa lebih siaga,” kata Wildan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/21/110200515/kasus-kasus-kecelakaan-fatal-tabrak-belakang-truk-bukan-cuma-mobil-