JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pramugari yang ada di bus untuk membantu melayani penumpang saat ini muncul di berbagai operator bus AKAP. Paling terkenal adalah pramugari dari PO Rosalia Indah, lalu ada Indorent dan Kencana.
Pramugari yang ada di bus sebenarnya meningkatkan layanan atau servis kepada penumpang. Jadi selama perjalanan, ada perasaan seperti dibantu terkait kebutuhannya selama perjalanan.
Namun, format layanan bus dengan pramugari ini masih dirasa kurang pas menurut beberapa PO, termasuk Raya. Perusahaan otobus (PO) yang hadir sejak 1960-an ini merasa sulit jika harus membuat layanan dengan hadirnya pramugari.
Santo, pekerja di PO Raya sejak 1960-an, mengatakan, pramugari di bus Raya dirasa sulit untuk diterapkan. Aturan yang dibuat selama perjalanan untuk kru harus ketat, tidak bisa sembarangan.
"Perempuan dan laki-laki di luar rumah agak susah, kendalanya banyak, jarang pulang, harus ketat (aturannya). Sedangkan ketat saja masih luput," ucap Santo kepada Kompas.com belum lama ini.
Sebenarnya, kalau dari sudut pandang perusahaan ketika ada kru yang melanggar, bisa mudah saja dengan memecatnya. Namun, harus dilihat juga dari sisi si pelaku, di mana ada rentetan masalah setelah dipecat perusahaan.
"Kalau perusahaan gampang, kamu menyalahi aturan, dipecat, beres, di belakangnya enggak ada lagi. Tapi, pelakunya itu punya keluarga, punya anak," kata Santo.
Jadi, menurut Santo, perempuan di bus rasanya masih kurang pas, apalagi jika bekerja bersama banyak laki-laki. Selain itu, waktu kerja di bus juga kebanyakan malam atau lebih dari delapan jam.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/06/102200715/alasan-po-raya-tanpa-layanan-pramugari