Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kebiasaan Buruk Ini Saat Membersihkan Busi

Kompas.com - 28/04/2025, 11:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai saat ini, tak sedikit pemilik kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, yang gemar melakukan perawatan sendiri, salah satunya membersihkan busi.

Busi memang menjadi komponen penting karena berkaitan langsung dengan performa kendaraan. Namun, dalam hal perawatan, masih banyak yang melakukan pembersihan dengan cara yang salah.

Contohnya, membersihkan kerak karbon atau noda pada elektroda busi dengan menggunakan amplas atau sikat kawat. Cara ini ternyata memiliki efek buruk dan tidak disarankan.

Baca juga: Perbandingan Singkat Suzuki Fronx dan Rival

"Hindari keduanya (amplas dan sikat kawat), cukup pakai kain bersih, atau kalau mau, bisa menggunakan sikat yang benar-benar halus," ucap Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility, produsen busi NGK, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Kondisi fisik busi motor matik sudah waktunya gantiKompas.com Kondisi fisik busi motor matik sudah waktunya ganti

Diko menjelaskan, membersihkan busi dengan sikat kawat atau amplas justru berpotensi merusak bagian elektroda. Belum lagi bila kerenggangannya bergeser atau berubah.

Efek dari potensi masalah akibat membersihkan dengan amplas atau sikat kawat dapat membuat kerja busi tak lagi optimal.

"Dampak buruknya bisa terjadi misfiring, percikan api berubah, tak lagi fokus, sehingga pembakaran tidak sempurna. Ujung-ujungnya, ganti busi yang baru juga," kata Diko.

Lebih lanjut, Diko menyarankan, bila kondisi busi sudah tak optimal, sebaiknya segera mengganti dengan yang baru agar performa mesin tetap terjaga.

Baca juga: Mengulas Interior Jaecoo J5 EV yang Dipamerkan di Auto Shanghai 2025

Pembersihan busiKompas.com/Erwin Setiawan Pembersihan busi

"Kalau sudah banyak karbon yang menempel, akan sulit dibersihkan. Satu-satunya solusi memang mengganti yang baru. Bila terus digunakan, bisa membuat tarikan mesin berat dan jadi lebih boros bahan bakar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau