JAKARTA, KOMPAS.com – Korlantas Polri siap menggelar Operasi Simpatik dengan mengedepankan penindakan edukasi dan tanpa tilang manual atau secara langsung di lapangan.
Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Aan Suhanan, mengatakan, penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas tidak berhenti meskipun kepolisian telah menghapus tilang manual.
“Lakukan dengan memberikan edukasi, memberikan pemahaman kepada masyarakat, begitu pentingnya taat pada aturan,” ujar Aan, dilansir dari Youtube NTMC Polri (26/10/2022).
“Karena itu untuk keselamatan, untuk kepentingan masyarakat sendiri. Edukasi bagaimana ia memahami, bagaimana peduli terhadap keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain,” kata dia.
Seperti diketahui, Korlantas Polri melanjutkan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui Surat Telegram Nomor: ST/2264/X/HUM. 3.4.5./2022, yang menyatakan larangan tilang manual.
Penindakan di lapangan diinstruksikan mengandalkan tilang elektronik alias electronic traffic law enforcement (ETLE) secara statis dan mobile, yang kini jumlahnya sudah ribuan unit.
Aan menjelaskan, instruksi tersebut harus dipahami dengan dua prinsip penegakan hukum, yaitu projustitia dan nonjustitia.
Projustitia yang dimaksud penindakan berupa tilang, proses ke pengadilan hingga keputusan vonis dan pembayaran denda.
Sedangkan nonjustitia dikatakan tak sampai ke pengadilan melainkan berupa edukasi dan teguran untuk memberi efek jera.
"Sesuai arahan Kapolri kami akan melakukan operasi simpatik dua atau tiga bulan ke depan, sampai Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ucap Aan.
“Penegakkan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas ini tidak berhenti kita tetap lakukan dengan memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat," tutur dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/27/081200815/korlantas-polri-siap-gelar-operasi-simpatik-sampai-nataru