JAKARTA, KOMPAS.com – Program elektrifikasi kendaraan saat ini tengah didorong oleh pemerintah agar segera terwujud. Di sisi lain, kendaraan listrik merupakan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengatakan penyebab Indonesia bergeser pada kendaraan listrik berkaitan dengan cadangan sumber energi di Indonesia.
“Karena berdasarkan data dari Stanford University minyak bumi kita secara global hanya mampu dan akan habis 2052, itu artinya 31 tahun lagi minyak bumi kita akan habis. Kemudian gas bumi akan habis pada tahun 2060.” kata Bambang di sela-sela acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS 2022), Kamis (29/9/2022).
Artinya, sebelum sumber energi tersebut habis Indonesia mempersiapkan diri dengan mulai
beradaptasi ke kendaraan listrik.
Tidak hanya itu saja, Bambang menyebutkan jika program ini untuk mengurangi pencemaran udara yang dicemari oleh buangan gas dari emisi kendaraan.
“Kemudian yang paling penting akan membantu pemerintah karena populasi kendaraan bermotor di Indonesia per Agustus ini kendaraan bermotor sudah melebihi 150 juta unit yang mengkonsumsi BBM. Jadi hitung saja berapa banyak rupiah yang harus dikeluarkan untuk subsidi. Maka dari kalau kita berimigrasi ke kendaraan listrik akan membantu memperkecil kompensasi BBM,” kata Bambang.
Kendati tertinggal jauh lantaran negara lain sudah masuk ke era kendaraan berbasis hidrogen dan tenaga surya, namun tren kendaraan listrik ini disambut dengan baik oleh Pemerintah di Indonesia.
Sementara itu hampir semua merek mobil, bus dan motor juga telah mengeluarkan kendaraan berbasis listrik. Artinya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia makin kuat dengan adanya aneka pilihan kendaraan listrik di pasaran.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/29/203118415/alasan-indonesia-harus-mulai-beralih-pakai-kendaraan-listrik