JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia yang belum lama ini naik turut mempengaruhi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor.
Misalnya saja untuk Pertamax yang semula Rp 9.000 naik Rp 3.500 menjadi Rp 12.500. Begitu pun untuk jenis bahan bakar lain kecuali Pertalite yang masih di angka Rp 7.650 per liternya.
Lalu dengan adanya kenaikan harga BBM ini, apakah ada dampaknya untuk penjualan kendaraan secara keseluruhan?
Donny Saputra, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, kalau bicara penjualan kendaraan secara keseluruhan, ada tiga hal yang memengaruhinya, yakni kondisi ekonomi, regulasi, dan produk baru.
Untuk regulasi mengenai kenaikan harga BBM ini, sebenarnya juga bisa terpengaruh dari regulasi lainnya, yakni mengenai mudik.
"Kami berharap dengan adanya relaksasi mudik, kemudian tingkat mobilitas masyarakat makin lancar, bisa memperbaiki kondisi ekonomi, jadi bisa membaik dan mereduksi dampak kenaikan harga bbm," ucapnya di Jakarta, belum lama ini.
Donny mengatakan, untuk saat ini dampak kenaikan harga BBM masih belum terlihat memengaruhi penjualan Suzuki di Indonesia. Bahkan saat pameran IIMS 2022, pengunjung yang memasuki booth Suzuki tetap banyak, melebihi ekspektasi.
"Kalau kita lihat setelah pemerintah mengumumkan boleh mudik, relaksasi PPKM, inquiry kendaraan baru khususnya penumpang mendekati hari raya kami lihat makin meningkat," kata Donny.
Donny menjelaskan, sampai sekarang produksi kendaraan Suzuki di Indonesia masih berjalan. Jadi jika melakukan pembelian kendaraan untuk kebutuhan mudik, bisa disuplai jika membeli di awal bulan April atau awal Ramadhan.
"Kami berharap dampak kenaikan harga BBM akan terkompensasi dengan relaksasi PPKM dan juga diperbolehkannya mudik," ucap Donny.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/11/182100515/harga-bbm-naik-suzuki-masih-optimis-bisa-jualan