Punya Smart Cruise Control, Hyundai Ioniq 5 Masuk dalam Jenis Otonom?

JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai Ioniq 5 dibekali dengan berbagai macam fitur canggih. Salah satu yang tercanggih adalah Smart Cruise Control (SCC) with Stop and Go Function.

Teknologi cruise control memungkinkan mobil mempertahankan atau menyesuaikan kecepatannya dengan kendaraan yang ada di depan. Sehingga, intervensi dari pengendara jadi berkurang.

Pada Ioniq 5, sudah dilengkapi dengan SCC w/S&G, khususnya pada tipe Signature. Jadi, tidak hanya menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan yang ada di depannya.

"Ioniq 5 juga bisa melakukan pengereman. Apabila kendaraan di depan berhenti, SCC akan secara otomatis mengurangi kecepatan sampai berhenti, dan akan kembali melaju mengikuti kendaraan di depan," ujar Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), saat media briefing di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022, belum lama ini.

Dengan teknologi tersebut, maka Ioniq 5 sudah termasuk kendaraan otonom. Tapi, perlu diketahui bahwa kendaraan otonom memiliki beberapa tingkatan.

Dimulai dari Level 0 atau tidak ada otomatisasi, hingga Level 5 atau otomasi mengemudi sepenuhnya. Untuk Ioniq 5, menurut Bohan, Ioniq 5 masih ada di antara Level 1 dan Level 2.

"Jadi, tidak full autonomous, karena masih banyak hal-hal yang membutuhkan atensi pengemudi," kata Bonar.

"Contohnya, Ioniq 5 dilengkapi dengan Lane Keeping Assist dan Lane Following Assist. Mobil ini kalau kedua fitur itu aktif, dia pasti akan menjaga mobilnya tetap di antara dua marka jalan di sepanjang jalan," ujarnya.

Bonar menambahkan, di satu sisi, fitur tersebut memang akan memberikan kenyamanan berkendara yang lebih. Tapi, di satu sisi, jika dilepas setirnya, nanti dalam jangka waktu tertentu akan ada notifikasi untuk memegang setir.

"Jika masih tidak dipegang juga, bunyi peringatan akan semakin kencang. Jika masih tidak dipegang, fiturnya akan mati," kata Bonar.

"Terlepas dari semua fitur keselamatan yang canggih yang Hyundai berikan, fitur keselamatan nomor satu sampai dengan saat ini adalah si pengemudi itu sendiri. Jadi, intervensi pengemudi masih dibutuhkan untuk mobil ini," ujarnya.