JAKARTA, KOMPAS.com – Wuling Confero sudah hadir sejak Mei 2017 di Indonesia. Berarti, dalam waktu kurang dari tiga bulan, produk Low Multi-Purpose Vehicle (LMPV) asal China ini merayakan ulang tahunnya yang kelima.
Sejak kehadirannya, Wuling Confero cukup menarik dengan memberi harga yang terjangkau namun dibekali dengan berbagai fitur mumpuni. Misalnya ada Tire Pressure Monitoring System (TPMS) dan layar head unit besar dengan layar sentuh.
Selain itu, Confero punya dimensi yang cukup besar, panjang 4,53 m, lebar 1,691 m, dan tinggi 1,73 m. Hasilnya, bagian kabin dari Confero ini diklaim lega, sehingga beberapa orang pun berminat untuk membelinya.
Setelah hampir lima tahun beredar, bagaimana komentar para pengguna Wuling Confero yang sudah memilikinya sejak 2017?
Seem R Canggu, salah satu pengguna Wuling Confero S lansiran 2017 asal Lampung menceritakan pengalamannya. Awalnya, Seem membeli Confero S karena kebetulan saja melihat di sebuah pameran yang ada di mal.
“Kesan pertama saya, langsung suka dengan kabinnya yang lapang, enak rasanya. Kemudian saya cari tahu tentang Wuling, lalu saya datangi diler di Lampung dan diminta untuk test drive,” ucap Seem kepada Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).
Setelah mengetes, Seem merasa setirnya enak walaupun suspensi bantingannya agak keras. Kemudian dibeli Confero S yang saat itu menjadi tipe tertinggi yang ditawarkan Wuling.
“Begitu dipakai, semakin mantap aja. Saya lebih berani membawa dia (Confero S) dalam kecepatan tinggi di tol dibanding kendaraan yang sebelumnya saya punya. Confero terasa menapak, mantap larinya,” ucapnya.
Feri Kusbiantoro, pengguna Wuling Confero S 2017 di Banyuwangi, Jawa Timur juga menceritakan pengalamannya dalam merawat LMPV Wuling. Awalnya, Feri memilih Confero S karena harganya yang murah tapi punya kualitas yang baik.
“Pada saat itu, dengan harga segitu cuma dapat LCGC tipe bawah, tapi kalau dipakai beli Confero, sudah dapat tipe yang lumayan. Dari segi interior, teknologi, dan mesin bandel banget, makanya saya berminat,” ucap Feri.
Seem dan Feri menceritakan, selama hampir lima tahun pemakaian, tidak ada kendala yang berarti, artinya aman-aman saja, begitu juga dengan mesinnya. Kendala yang pernah dialami hanya lampu depan yang mengembun dan AC yang tiba-tiba panas.
“Setelah dipakai beberapa lama, lampu besar ada embun. Begitu dikasih tahu ke diler, langsung diganti dengan yang baru. Mungkin diganti dengan yang lebih bagus, Alhamdulillah sampai sekarang tidak embun lagi,” ucap Seem.
Seem mengatakan kalau kerusakan AC dan lampu berembun itu terjadi sebelum 1.000 km. Sedangkan untuk masalah AC, Feri mengatakan kalau sumbernya bisa berbeda-beda. Misalnya seperti socket yang kotor atau motor fannya yang rusak.
“Itu saja sih, enggak ada masalah berat, di bawa touring ke Yogyakarta juga mantap, enggak ada masalah sama sekali,” kata Feri.
Selanjutnya, mengenai perawatan berkala di diler resmi, baik Seem di Lampung atau Feri di Banyuwangi, tidak ada masalah. Suku cadang fast moving di diler juga terus tersedia, sedangkan beberapa spare part slow moving harus menunggu dua sampai tiga minggu.
“Sekarang sih waktu tunggu spare part enggak sampai berbulan-bulan. Mungkin manajemen sejak pandemi sudah mulai berubah. Selain itu diler juga sering mengingatkan untuk servis,” kata Feri.
Hendra Susanto yang juga pemilik Wuling Confero S mengatakan, ada masalah lain yang dirasakan setelah pemakaian Wuling Confero, yakni komponen kaki-kakinya yang cukup cepat usia pakainya.
“Kaki-kaki usia pakainya pendek, seperti rack steer, tie rod, long tie rod, ball joint, bushing lower arm, shock breaker. Rata-rata 40.000 km ke atas sudah mulai merasakan, kalau harganya memang terhitung murah, tapi kalau cepat rusak kan jatuhnya mahal juga,” kata Hendra.
Hendra memberikan beberapa saran untuk Wuling. Pertama adalah ketersediaan suku cadang jangan hanya di bengkel resmi, tapi juga ada di depo yang tersebar di berbagai daerah.
“Biar mereka yang jualan ke kabupaten atau kecamatan, jadi tersebar. Kalau yang di Kalimantan atau Sulawesi, mereka ke bengkel resmi itu bisa empat sampai enam jam perjalanan,” kata Hendra.
Menurutnya, aftersales seperti penjualan suku cadang juga perlu diperhatikan untuk Wuling. Mengingat setelah pemakaian lima tahun, tentu garansi dari pabrikan juga sudah tidak berlaku.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/15/152200415/begini-kondisi-wuling-confero-setelah-lima-tahun-pemakaian