JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil matik atau dengan transmisi otomatis memang menjadi pilihan karena kepraktisannya. Pengemudi tinggal memposisikan tuas transmisi di D untuk melaju, tidak perlu injak kopling atau ganti gigi.
Dengan segala kemudahan yang ditawarkan, bahkan tidak jarang ada pengemudi yang masih menggunakan transmisi D, pada saat berhenti di lampu merah dan masih mengandalkan rem kaki.
Padahal pengemudi bisa memindahkannya ke posisi N dan baru ke D ketika lampu berubah hijau. Sebab, jika dipaksakan di posisi D pada saat berhenti akan membuat transmisi matik cepat rusak.
Ada juga anggapan jika memposisikan tuas di D saat lampu merah, bisa membuat boros BBM. Hal ini karena transmisi sudah masuk namun ditahan oleh rem, seperti setengah kopling. Lantas, apakah anggapan tersebut benar?
Pemilik Worner Matic Hermas Efendi Prabowo mengatakan, untuk mobil keluaran setelah tahun 2000 anggapan tersebut tidak benar.
Sebab transmisi sekarang sudah canggih, jadi tidak berpengaruh pada penggunaan BBM.
“Hanya saja kurang tepat karena alasan keselamatan. Ditakutkan pengemudi lupa dan mengangkat tekanan pada pedal rem dan mobil bergulir tanpa disadari karena masih di posisi D,” ujar Hermas kepada Kompas.com belum lama ini.
Sistem transmisi otomatis pada mobil zaman sekarang sudah canggih dan ada sistem release-nya. Jadi walaupun sedang berhenti dan berada di posisi D, kopling pada gearbox otomatis akan lepas sehingga tidak ada daya yang tertahan.
Berbeda dengan transmisi model jadul yang belum dilengkapi sistem release sehingga ada daya yang tertahan jika posisi tuas tidak netral.
“Kalau model lama yang diproduksi sebelum tahun 2000, kondisi tersebut bisa bikin boros BBM,” ucap Hermas.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/02/13/142100515/mobil-matik-berhenti-di-lampu-merah-pakai-gigi-d-bikin-boros-bbm-