JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah membandingkan dari segi tampilan, interior, dan fitur, giliran mengulik sedikit urusan dapur pacu alias performa kedua SUV compact terbaru, Kia Sonet dan Nissan Magnite.
Seperti diketahui, meski sama-sama mengusung mesin bensin dan diproduksi di India, namun ada perbandingan besar dalam urusan kubikasinya, termasuk soal teknologi yang digunakan.
Kia Sonet hadir dengan mesin Gamma II DOHC Smartstream Dual CVVT berkapasitas 1.497 cc tanpa turbo. Dapur pacu tersebut disandingkan dengan perpindahan gigi Intelligent Variable Transmission (IVT) 8 virtual gear.
Berdasarkan data, mesin Kia Sonet mampu mengolah tenaga hingga 113 tk pada 6.300 rpm. Sementara torsinya juga masih lumayan, yakni 144 Nm pada putaran mesin 4.500 rpm.
Dari hasil pengujian redaksi beberapa waktu lalu, meski tanpa turbo, Sonet cukup responsif pada putaran bawah. Sementara tenaga di putaran atas juga tergolong baik walau masih terasa gejala limbung saat bermanvuer.
Menariknya, Kia menyematkan tiga pilihan mode berkendara, yakni Eco, Normal, dan Sport. Bahkan ada juga tiga opsi traksi yang bisa disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui, yaitu Mud, Sand, dan Snow.
Sementara untuk Nissan Magnite, datang ke Indonesia dengan berbekal mesin 3 silinder HRAO berkubikasi 1.000 cc yang ditunjang dengan turbo.
Disandingkan dengan sistem transmisi manual, mesin tersebut mampu memproduksi tenaga hingga 100 Ps atau 98,6 tk pada 5.000 rpm, dan torsi sebesar 160 Nm pada 2.800 hingga 3.600 rpm.
Sedangkan untuk transmisi CVT, dari sisi tenaga masih sama, tapi torsinya sedikit turun, yakni 152 Nm pada 2.200 rpm hingga 4.400 rpm.
Melihat dari perbandingan data tersebut, walau untuk tenaga Sonet lebih unggul, tapi urusan responsif dari putaran bawah alias torsi, bisa dipastikan Magnite lebih galak, baik untuk transmisi manual ataupun CVT.
Nissan mengklaim mesin tiga silinder 1.000 cc Magnite juga mengusung teknologi yang digunakan GT-R, yakni mirror bore cylinder coating.
Teknologi tersebut digadang-gadang mampu mengurangi resistensi dalam mesin, bobot, serta meningkatkan manajemen panas dan pembakaran yang berdampak pada akselerasi halus juga efisiensi bahan bakar.
Poin tersebut secara teori cukup masuk akal, namun tentunya perlu ada pengujian di lapangan layaknya yang redaksi lakukan pada Sonet beberapa waktu lalu.
Bicara kesimpulan, redaksi melihat keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Tinggal balik lagi bagaimana calon konsumen menilainya.
Kia menawarkan Sonet dengan performa yang tak mengecewakan serta fitur yang lebih unggul untuk varian atas. Tapi kisaran harganya lebih tinggi, yakni Rp 289 juta.
Sedangkan Nissan Magnite, meski secara fitur tidak selengkap Sonet, tapi punya tenaga yang patut dipertimbangkan. Belum lagi dari sisi harga yang kompetitif, yaitu Rp 238,8 juta untuk verian teratas.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/13/085100715/duel-tenaga-kia-sonet-dan-nissan-magnite