JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu cara untuk memiliki bus adalah dengan mengikuti balai lelang. Misalnya seperti yang diunggah oleh akun Instagram Bang Koboi, sebuah bus medium dengan sasis Mitsubishi FE84 dilelang mulai dari Rp 90 juta.
Memang dengan harga di bawah Rp 100 juta sudah mendapatkan bus yang lengkap beserta isinya. Namun selain harganya yang cukup terjangkau, ada beberapa kekurangan dari membeli bus bekas dari balai lelang.
Anggota Forum Bismania Indonesia Dimas Raditya mengatakan, kelebihan dari bus lelang sudah pasti murah, sedangkan kekurangannya, pembeli harus lebih jeli dalam memilih unit yang ingin dibeli.
“Selain itu dapatnya juga bus bekas, tahun lama dan kilometernya sudah banyak. Kalau mau cari bisa membeli dengan usia sasis yang masih baru, agar bisa dipakai lama,” ucap Dimas kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).
Mengingat untuk bus pariwisata, usia pakai sasis hanya 15 tahun. Sedangkan untuk antar kota antar provinsi (AKAP) atau dalam provinsi (AKDP), usia pakai sasis bus maksimal hanya 25 tahun.
Dengan harga murah tadi, pembeli sebenarnya bisa membawanya ke karoseri kecil untuk disegarkan tampilannya. Misalnya mengubah bagian depan dan belakang serta kabin agar tampilannya lebih modern sehingga menarik minat penumpang.
“Sebenarnya bisa saja dibawa ke karoseri besar, namun kurang sepadan, bisa-bisa lebih mahal bodinya daripada harga bus bekasnya,” kata Dimas.
Untuk bodinya saja, bus medium bisa dihargai Rp 350 juta. Dengan harga tersebut, belum termasuk dari sistem AC dan kursi penumpang yang ada di kabinnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/07/100200715/plus-minus-beli-bus-dari-balai-lelang