JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi menikung yang dilakukan pebalap MotoGP sangat seru untuk dilihat. Pebalap memiringkan badannya dan motor pun ikut rebah sehingga berbelok dengan kecepatan tinggi.
Namun, gaya menikung tersebut memang cocok untuk di trek balap, bukan di jalan raya. Selain itu, ada juga gaya menikung lainnya yang cocok untuk dilakukan menyesuaikan dengan kondisi jalannya.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, ada tiga gaya menikung yang perlu diketahui oleh pengendara motor yaitu, line with the bike, line in the bike, dan line out the bike.
“Line with the bike artinya pengendara sejajar dengan motornya. Gaya ini sangat umum digunakan di jalan raya karena kecepatannya yang tidak terlalu tinggi,” ucap Agus kepada Kompas.com, belum lama ini.
Gaya kedua yaitu line in the bike, artinya postur tubuh pengendara lebih miring dibanding motornya. Gaya ini biasa dipakai pebalap di trek balapan aspal, dilakukan jika ingin menikung dengan kecepatan tinggi.
“Line in the bike dilakukan karena kecepatan balapan di tikungan yang tinggi, sehingga pebalap harus merebah agar jalur balapnya tidak terlalu besar. Kemudian jika kecepatan tinggi tidak pakai gaya line in, motor akan terlalu melebar sehingga mengurangi catatan waktu,” kata Agus.
ketiga yaitu line out the bike, gaya ini biasa digunakan saat berkendara motocross, trail dan sebagainya. Postur tubuh pengendara lebih tegak dari motornya. Berbeda dengan balapan di aspal, medan jalan motocross merupakan tanah yang tidak stabil.
“Khusus motocross, walau kecepatannya tinggi, kondisi trek dan motor yang digunakan tidak dapat melakukan gaya line in, jadi harus line out. Gaya line out lebih mengandalkan keseimbangan, bukan kecepatan,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/16/102200615/ketahui-tiga-gaya-menikung-yang-benar-bukan-asal-miring