JAKARTA, KOMPAS.com - Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menegaskan bahwa, mobil dengan pelat nomor kendaraan "dewa" memiliki hak dan kewajiban sama dalam berlalu lintas.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No.22 Tahun 2009 pasal 134 yang menyebut kendaraan pimpinan dan lembaga negara hanya mendapat hak prioritas di jalan bila dikawal oleh petugas Kepolisian dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene.
"Setiap kendaraan yang digunakan di jalan wajib mematuhi aturan lalu lintas, tanpa terkecuali, mau pelat apapun. Tidak ada keistimewaan bagi mereka (pengguna pelat "dewa")," katanya kepada Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Tak terkecuali untuk penggunaan bahu jalan tol, mengingat tak sedikit pengguna jalan melihat mobil berpelat "dewa" asyik menggunakan jalur ini tanpa pengawalan untuk menghindari antrean kemacetan.
Adapun aturan penggunaan bahu jalan tol tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol pada Pasal 41 Ayat 2. Berikut siapa saja yang boleh menggunakan bahu jalan:
a. Digunakan bagi arus lalu lintas pada keadaan darurat.
b. Diperuntukkan bagi kendaraan yang berhenti darurat.
c. Tidak digunakan untuk menarik/menderek/mendorong kendaraan.
d. Tidak digunakan untuk keperluan menaikkan atau menurunkan penumpang, dan (atau) barang dan (atau) hewan.
e. Tidak digunakan untuk mendahului kendaraan.
Bagi siapapun yang melanggar aturan di atas, dapat dikenakan sanksi berupa denda Rp 500.000 atau ancaman pidana maksimum dua bulan, sebagaimana sesuai dengan Pasal 287 Ayat (1).
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/16/101200315/bukan-mobil-berpelat-dewa-ini-kendaraan-yang-boleh-melintas-di-bahu-jalan