JAKARTA, KOMPAS.com - Pemasangan busi pada kendaraan, khususnya mobil tidak boleh dilakukan sembarangan, harus disesuaikan dengan kebutuhan mesin. Jika tidak, maka harus rela terima konsekuensi negatif yang bakal terjadi.
Service Head Auto2000 Bekasi, Sapta Agung Nugraha, mengatakan, ada efek yang akan dihasilkan, dari ketidakcocokan tersebut. Pastinya bukan sesuatu menguntungkan, jadi perlu sesuai antara busi dan karakter mesin tiap mobil.
“Apabila jenis busi tidak sesuai dengan karakteristik mesin, maka proses pembakaran menjadi tidak sempurna. Situasi itu akan membuat banyak campuran udara dan bahan bakar yang tidak terbakar,” ujar Sapta kepada Kompas.com.
Lebih lanjut, Sapta menjelaskan, karena tidak sempurnanya pembakaran dapat mengakibatkan kerak di dalam ruang bakar menumpuk. Lebih dari itu, emisi gas buang HC (hidrokarbon) menjadi lebih besar.
Sapta menambahkan, dampak negatif selanjutnya yang bisa terjadi yaitu perfoma mesin akan menurun dan memungkinkan timbulnya kerusakan pada sistem pembakaran.
“Terakhir, dampak seketika yang nantinya bisa dirasakan adalah tarikan mesin berkurang, kemudian membuat mesin menjadi pincang maupun ngelitik (knocking),” katanya.
Sapta mencontohkan, seperti misalnya Toyota Avanza dan Yaris sama-sama memiliki nilai kompresi antara 10 sampai 11, untuk itu keduanya menggunakan busi tipe dingin. Namun, tetap ada perbedaan dari tipe elektrodanya.
Elektroda untuk tipe Yaris menggunakan platinum, sementara untuk Grand New Avanza sudah menggunakan tipe iridium.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/20/102200415/jangan-sampai-salah-pasang-busi-mobil-ini-akibatnya