Tak cukup memakai model bar end alias spion jalu. Letak kaca spionnya pun diletakkan terbalik di bawah setang.
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion (SRP) Wahana, mengatakan, sebelum mengganti spion pabrikan, baiknya pahami fungsi spion sebagai alat bantu pandang ke arah belakang.
"Spion yang dikeluarkan pabrikan saja memiliki keterbatasan pandangan, ada area blindspot, sehingga kita tidak bisa melihat seluruh lingkungan berkendara kita," ujar Agus, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Pada dasarnya, kata Agus, tak masalah menganti spion pabrikan. Hanya saja pastikan dari segi ukuran sampai lokasi penampatannya, spion tersebut tetap dapat melihat jelas ke arah belakang.
"Sehingga tetap nyaman melihat bagian belakang kita," katanya.
Meski tidak mengapa mengganti ukuran spion, tetap pertimbangkan beberapa faktor. Agus, menyebut spion yang terlalu kecil tidak maksimal dan terlalu besar tidak efisien.
"Ukurannya juga disesuaikan, jangan terlalu kecil. Sebab, pastinya mengurangi pandangan, dan jangan terlalu besar juga, karena akan mengganggu kestabilan kendaraan," kata Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/22/162200615/ganti-spion-motor-jangan-cuma-alasan-biar-keren