JAKARTA, KOMPAS.com - Ban merupakan komponen penting pada kendaraan karena langsung bersentuhan dengan aspal. Fungsinya yang vital, membuat ban sangat berpengaruh pada stabilitas kendaraan.
Untuk menjaga perfomanya, tekanan udah pada ban wajib dipantau secara rutin oleh pemilik mobil. Jika terjadi kebocoran, jangan segan untuk melakukan perbaikan atau ditambal.
“Harus diingat, tambal ban model tusuk sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel. Jika dalam jangka waktu yang lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri,” ujar On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal kepada Kompas.com.
Kepala Bengkel Warna-Warni Ban, Wilman Ramo, mengatakan, metode tambal ban yang aman dan disarankan memang harus dari dalam.
“Namanya tambal ban tech atau yang banyak orang menyebutnya tambal tip top. Namun tidak semua bengkel punya metode tambal jenis ini, karena jarang yang punya alatnya,” ujar Wilman saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/05/2020).
Wilman melanjutkan, hal lain yang membuat tambal tip top jarang dipilih oleh pemilik mobil karena pekerjaannya yang cukup lama, sehingga banyak dari mereka yang lebih memilih melakukan tambal tubeless.
“Tambal tubeless memang lebih cepat pengerjaannya, dan lebih murah. Tetapi kalau dari segi keamanan tergantung dari ban dan lubang yang ditambal,” katanya.
Ada beberapa bagian yang haram untuk ditambal, terutama bagian dinding ban dan area shoulders, atau bagian perbatasan antara tapak dan dinding ban.
“Biasanya di telapak ban. Kalau posisi yang bocor itu disamping bisa ditambal tetapi tidak aman, dan tidak akan lama. Pasti akan bocor lagi dan bisa lepas tambalan tubelessnya. Jadi, lebih baik memang langsung dilakukan penggantian ban,” kata Wilman.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/18/111200515/jangan-asal-cepat-pilih-metode-tambal-ban-yang-aman