JAKARTA, KOMPAS.com - Stut atau mendorong kendaraan yang macet sudah menjadi hal yang biasanya.
Tidak hanya kendaraan roda empat saja, roda dua juga sering mengalami macet dan terpaksa harus disetut sampai ke bengkel.
Akan tetapi, selama ini banyak yang mengabaikan aspek keselamatan saat melakukan upaya pertolongan tersebut, terutama untuk kendaraan roda dua.
Kebanyakan, saat menyetut motor dilakukan dari belakang, yakni dengan mendorong menggunakan tangan atau pakai salah satu kaki.
Padahal, cara tersebut dinilai cukup berbahaya mengingat keseimbangan pendorong atau pengendara akan berkurang karena harus mendorong motor dari belakang.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, saat pengendara mendorong kendaraan lain dari belakang otomatis keseimbangan akan berkurang.
“Kaki pengendara yang seharusnya berada di bawah untuk keseimbangan kemudian harus diangkat. Otomatis center of gravity akan berpindah ke atas,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (9/4/2020).
Dalam kondisi tersebut, Sony melanjutkan, motor akan lebih mudah oleng. Terlebih lagi bahayanya motor bisa terjatuh dan pengendara mengalami kecelakaan.
Selain itu, saat mendorong kendaraan dari belakang otomatis yang menjadi pengendali kecepatan adalah kendaraan yang didorong.
Berbahayanya, jika sewaktu-waktu pengendara di depan melakukan rem mendadak juga akan bisa menyebabkan kecelakaan.
“Kalau motor tersebut mengerem mendadak kan bisa berpotensi terjadi tabrakan karena tidak memiliki jarak untuk mengantisipasinya,” ujarnya.
Menurutnya, saat melakukan pertolongan pada kendaraan yang mengalami macet lebih aman dengan cara menariknya bukan mendorongnya.
Hal ini karena, dengan menarik otomatis pengendalinya adalah pengendara yang memberikan pertolongan.
“Di mana-mana yang benar bukan mendorong tetapi menarik, pada kecepatan di atas 10 kilometer/jam kalau narik kendaraan di depan yang mengontrol arah, laju dan risikonya,” kata Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/10/110200515/kenali-risiko-stut-motor-dari-belakang