JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua yang berhubungan dengan MotoGP menarik untuk disimak. Namun selama ini yang banyak disorot ialah pebalap, tak banyak yang membahas kru tim yang bertugas.
Mengutip GPOne.com, situs tersebut mencoba merangkum berapa gaji yang diterima oleh awak tim yang berkerja di paddock MotoGP. Sebab selama ini berita yang mencuat biasanya hanya soal penghasilan pebalap.
Gaji paling besar biasanya diterima oleh kepala kru. Besarannya beragam tergantung tim, kepala kru di Moto3 bisanya yang paling kecil, disusul Moto2 dan paling besar MotoGP. Tapi balik lagi tergantung tim.
Rata-rata gaji kepala kru MotoGP saat ini berkisar antara 40.000-135.000 euro atau sekitar Rp 616 juta sampai Rp 2,08 miliar (1 euro = Rp 15.500). Bayarannya besar sebab dia yang bertanggung jawab mengatur segala yang ada di paddock.
Gaji terbesar kedua ialah telemetri atau orang yang bertugas mencatat dan membandingkan data. Pekerjaannya cukup krusial karena tanpa data, akan sulit bagi mekanik dan pebalap berdiskusi mengembangkan motor.
Bayaran yang diterima di bidang ini bervariasi antara 35.000 - 80.000 euro atau setara Rp 539 juta sampai Rp 1,2 miliar.
Menariknya, dari penelusuran GPOne. Bayaran kru telemetri yang berasal dari Italia lebih tinggi dari orang Spanyol. Tidak dijelaskan alasannya, tapi ditengarai soal pajak pendapatan karyawan freelance.
Mekanik, salah satu faktor kunci keberhasilan pebalap melenggang sampai garis akhir, saat ini dihargai 25.000-70.000 euro atau setara Rp 385 juta sampai Rp 1,078 miliar.
Gaji mekanik disebut sangat bervariasi tergantung kesuksesan sang pebalap. Karena itu di MotoGP, seorang mekanik biasanya ''menempel'' dengan pebalap. kalau pebalapnya pindah tim, mekanik ikut pindah.
Hal ini terjadi di beberapa pebalap. Salah satu contoh yang populer ialah Valentino Rossi dan mantan mekaniknya, Jeremy Burgess serta Silvano Galbusera.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/09/114158015/bukan-sembarang-mekanik-mereka-gajinya-tembus-miliaran-rupiah