JAKARTA, KOMPAS.com – Jalanan Jakarta barangkali jadi salah satu jalur terpadat di Indonesia. Semua moda transportasi bertemu, mulai dari sepeda, motor, mobil, bus, dan truk memenuhi jalan.
Tak heran sering terjadi kecelakaan yang melibatkan kendaraan kecil dan kendaraan besar. Bahkan kecelakaan antara truk dan mobil makin sering terjadi akhir-akhir ini.
Salah satunya seperti kasus Mini Cooper milik mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, yang ditabrak truk pengangkut tanah di sekitar Mal Tangerang City beberapa waktu lalu.
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas, mengatakan salah satu sebab seringnya kecelakaan truk di kawasan Jabodetabek adalah karena sampai sekarang DKI Jakarta belum memiliki terminal angkutan barang.
“Sehingga semua barang yang melayani kebutuhan warga Jakarta, dari luar kota harus masuk Jakarta langsung,” ucapnya kepada Kompas.com (18/12/2019).
“Andaikan punya terminal barang, maka barang-barang yang datang dari luar daerah mestinya stop di terminal barang lalu diangkut dengan kendaraan box yang jenis kendaraannya lebih kecil,” ujar Darmaningtyas.
Selain itu, kecelakaan antara truk dan mobil dalam beberapa kasus juga disebabkan karena hal teknis seperti rem blong dan lainnya.
Ia mengatakan, tarif angkutan truk harus dibuat kompetitif sehingga para sopir tidak sekadar memperbesar keuntungan dengan memenuhi daya angkut hingga over load.
“Harus ada aturan harga yang kompetitif sehingga tidak saling mematikan satu sama lain,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/18/142400715/kurangi-peredaran-truk-dki-jakarta-butuh-terminal-barang