Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yamaha Gagal Ciptakan Trendsetter Via Xabre

JAKARTA, KOMPAS.com - Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti, pernah mengatakan Xabre diluncurkan sebagai pencipta trendsetter dan membuka pasar di Indonesia.

Pernyataan itu diungkapkan di sela acara test ride Yamaha Xabre untuk media dan komunitas di Karting International Circuit, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (1/2/2016).

Pria yang akrab disapa Dyon itu mengatakan bahwa sepeda motor sport terbaru in benar-benar berbeda, punya nafas yang menciptakan energi menyenangkan, sekaligus bergaya ekstream.

"Yamaha selalu membuka tren dan pasar baru. Kompetitor bikin sepeda motor yang mengikuti V-Ixion, kami jawab dengan model baru lagi yang lebih berbeda," ucap Dyon beberapa tahun lalu ketika masih menjabat sebagai COO and Executive Vice President YIMM.

Bisa dibilang, produk Xabre adalah salah satu langkah berani dan penuh risiko yang diambil Yamaha Indonesia, mengingat tak selalu eksperimen produk berujung sukses.

Ketika itu, Dyon menyadari lalu mencontohkan saat Nouvo tenggelam di balik bayangan Mio beberapa tahun silam.

"Tak semua usaha untuk menjadi trendsetter berhasil. Nouvo justru dicari saat kami sudah memutuskan untuk tak memproduksi. Kami belajar dari case ini, dan ciptakan tren motor sport yang dicari orang," ujar Dyon.

Xabre didedikasikan untuk konsumen yang ingin naik kelas, namun tak terlalu jauh. Reliabilitas mesin V-Ixion dipertahankan, diinstal dengan setelan yang berbeda karakter dan baju yang sangat atraktif.

Penjualan Merosot dan Gagal Menjadi Trendsetter

Kegagalan Xabre di pasar roda dua nasional bukan tanpa bukti. Simak saja data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), setelah meluncur Januari 2016, distribusi mencapai 4.000-an unit sebulan, dan itu berjalan selama dua bulan, yaitu Februari dan Maret.

Setelah itu, penjualan terus merosot menjadi 2.000-an unit, 1.000-an, hingga mulai menyentuh angka ratusan jelang akhir 2016.

Kondisi Xabre yang kurang darah berlanjut sampai awal 2017. Paling tidak pada dua bulan terakhir. Xabre cuma terdistribusi 497 unit (Januari) dan 560 unit (Februari).

Untung, YIMM masih punya senjata pamungkas, yakni ekspor. Model ini menyumbang 4.900 unit sepanjang 2016. Pada Januari dan Februari 2017, Xabre juga dikirim ke negara tetangga masing-masing 700 dan 800 unit.

Disuntik Mati

Fakta kembali berbicara, melihat penjualannya terus merosot karena tidak diminati oleh masyarakat Indonesia, maka merek motor asal Jepang itu memutuskan untuk menyuntik mati alias menghentikan produksi Xabre.

YIMM kini hanya menjual stok motor sport naked itu yang berada di diler, setelah itu tidak ada lagi proses perakitan di pabrik. Yamaha sendiri akan fokus ke model lain, yaitu MT-15.

Anton Widiantoro, Public Relation Manager PT YIMM, mengatkan penjualan Xabre akan total berhenti setelah semua sisa stok yang ada habis. Namun dia tak menyebutkan secara pasti kapan produksi Xabre akan benar-benar disetop.

"Untuk Xabre saat ini masih dipasarkan, masih dijual. Tapi memang kalau pun masih itu stok lama, untuk sekarang kami lebih fokus ke MT-15," ucap Anton kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Alasan tersebut juga menjadi dasar ketika ditanyakan kenapa sampai saat ini Xabre masih ada di laman resmi Yamaha.

Anton hanya mengatakan bila selera dan keinginan masyarakat kini sudah mulai berubah, dan Yamaha mencoba untuk mengikuti trennya.

Meski tidak mau menyebutkan soal angka penjualannya, namun Anton mengakui bila permintaan Xabre sudah mulai meredup. Apalagi sejak MT-15 resmi diluncurkan.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/04/071200615/yamaha-gagal-ciptakan-trendsetter-via-xabre

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke